KARAWANG

Masih Sibuk Menghafal Alquran Meski Aktif Berorganisasi, Hafal 25 Juz, Diamalkan Ketika Salat

KARAWANG, RAKA – Muhamad Salam Mubarok (22) asal Jatibaru, Kecamatan Jatisari, Karawang tak putus semangat untuk menghafal 30 juz Alquran di tengah kesibukannya berorganisasi.
Salman, sapaan akrabnya sudah mulai menghafal ayat demi ayat Alquran sejak duduk di bangku kelas dua madrasah tsanawiyah (MTs). Kini dia sudah menghafal Alquran sebanyak 25 juz. “Waktu di MTs Raudatul Quran saya sudah hafal 10 juz, terus SMA di Assidiqyah saya hafal 10 juz. Jadi selama lima tahun saya sudah hafal 20 juz, lima juz lagi hafal waktu kuliah,” kata Salman Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Islam Karawang (KMIK), Senin (4/4).
Bagi Salman, orang yang hendak menghafal Alquran ini memerlukan tempat khusus, sekaligus lingkungan yang mendukung. Sehingga mereka betul-betul dapat mengahafal Alquran dengan baik. “Kalau mau menghafal Alquran itu harus fokus, seperti saya dulu bisa menghafal 10 juz selama dua tahun di pondok pesantren yang memang khusus untuk menghafal Alquran,” imbuhnya.
Salman mengaku, sejak kecil dirinya sudah berkeinginan menjadi hafidz atau penghafal Alquran, di samping itu dia juga mendapat bimbingan dan dukungan dari keluarganya dalam mempelajari ilmu agama. “Orang tua saya sering memberi nasihat bahwa orang yang menghafal Alquran itu bisa membawa keluarganya untuk dimasukkan ke dalam surga,” ujarnya.
Salman juga kerap mengikuti kompetisi di bidang tahfidz dan tilawah Alquran, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah, provinsi maupun kampus atau universitas. Kemudian dia beberapa kali mendapat juara dari kompetisi yang diikutinya seperti juara 1 lomba tahfidzul quran 5 juz dan tilawah setingkat Kabupaten Karawang, juara 1 lomba tahfidzul quran 10 juz se-Karawang, dan juara 1 lomba tahfidz hiqma UIN Jakarta tahun 2018. “Saya sering ikut lomba tahfidz terutama yang diadakan oleh pemerintah daerah,” kata Salman, yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa UIN Jakarta.
Salman menambahkan, waktu yang baik untuk murojaah atau mengulang hafalan Alquran ini yakni di waktu salat. Biasanya dia mengamalkan hafalannya itu ketika salat sunah baik qobliyah atau bakdiyah. “Dulu saya menjaga hafalan ini setiap salat, jadi hafalan saya ini diamalkan ketika salat, karena mengulang hafalan di dalam salat itu lebih kuat daripada di luar salat,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Back to top button