Masjid Belum Selesai, Pengajian Tetap Jalan
PESANTREN RAMADAN: Sejumlah anak-anak mengikuti pengajian di Musala Al Huda Perumahan Grand Mutiara RT 14/15, Kecamatan Klari. Meski musala belum selesai, pengajian tetap berjalan.
Isi Pesantren Ramadan
KLARI, RAKA – Warga Perumahan Grand Mutiara RT 14/15, Kecamatan Klari khususnya panitia pembangunan Musala Al Huda terlihat kompak mengajar selama bulan suci Ramadan.
Meskipun di tengah keterbatasan, semangat warga Perumahan Grand Mutiara RT 14/15 dalam merealisasikan program Ramadan tetap berjalan. Banyak kegiatan menarik saat memasuki bulan suci Ramadan, salah satunya dengan mengajar anak-anak menjelang berbuka puasa.”Fokus utama program ini memang sebenarnya untuk mengajar anak-anak, karena kegiatan belajar di sekolah masih diliburkan, dan alhamdulillah antusias anak-anak pun semangat dalam mengikuti kegiatan ini,” ucap Mia, salah satu pengajar Pesantren Ramadhan, kepada Radar Karawang, Rabu (21/4).
Jeje Zenal Arifin, salah satu panitia pembangunan pun menambahkan, menurutnya sampai saat ini Musala Al Huda itu belum dilakukan pemasangan atap karena keterbatasan anggaran. Namun hal itu tidak mengurangi semangat mengajarnya kepada anak-anak. “Harapannya sih bisa secepatnya diselesaikan, karena musala ini bukan sekedar untuk beribadah salat lima waktu saja, namun bisa untuk kegiatan keagamaan dan pendidikan Islam,” tambahnya.
Selain program mengaji, ia bersama warga tengah menjalankan program Ramadan mulai dari tarawih berjamaah, tadarus one day one juz, Pesantren Ramdan, buka bersama, i`tikaf sampai penerimaan dan penyaluran zakat. “Kalau untuk Pesantren Ramadan kita mulai 16 April kemarin, alhamdulillah banyak warga yang antusias dengan program ini. Mudah-mudahan saja sampai menjelang Hari Raya Idul Fitri program kita ini bisa berjalan dengan lancar,” akunya.
Ia juga berharap, kegiatan di Musala Al Huda tetap makmur serta mampu menjadi tempat untuk mengubah generasi umat muslim yang memiliki akhlak baik, terutama mematuhi kedua orang tuanya serta menjaga ibadahnya di setiap waktu. “Karena jika saat ini anak-anak kita bebaskan untuk bermain dan bergaul, maka karakternya akan hancur dan terbawa arus yang memang akan merugikan dirinya maupun orang lain,” pungkasnya. (mal)