KARAWANG

Masuk Kerja Harus Bayar

METROPOLIS, RAKA – Pengangguran tidak punya uang, mau kerja suruh bayar. Tidak sedikit yang merasakan betapa mahalnya biaya yang harus dibayar ketika mau kerja. Padahal pengangguran bukan sesuatu yang diharapkan oleh masyarakat, apalagi sesuatu yang harus dipelihara oleh pemerintah.

Irfan (19) warga Desa Kemiri, Kecamatan Jayakerta yang ditemui di Tugu Bojong Rengasdengklok, mengaku sebagai pengangguran karena kontrak kerjanya sudah habis. Jika ingin kerja lagi, dia harus punya uang. “Sulit (cari kerja), harus pake uang mulu,” jelasnya kepada Radar Karawang, Selasa (18/3).

Irfan mengatakan, pernah melamar pekerjaan lalu diterima oleh suatu perusahaan. Tapi miris, dia harus mengeluarkan uang terima kasih kepada salah satu yayasan yang telah membantunya bekerja. Bahkan dia hanya bertahan bekerja 6 bulan saja, karena sistem kontrak yang dibuat oleh perusahaan tersebut “Uang terima kasih bayar lima juta,” ungkapnya.

Menurutnya uang terima kasih yang diberikannya ke yayasan adalah hal yang wajar. Namun dia keberatan dari jumlah yang begitu banyak, bahkan uang yang diberikan tersebut tidak sebanding dari gaji yang diterimanya. “Kemahalan uang terima kasihnya sampai lima juta mah,” keluhnya.

Hal sama dirasakan pengangguran lainnya, Ayo (19) warga Kemiri. Dia sudah menganggur selama satu tahun, dan kesulitan mendapatkan pekerjaan. “Harus pake uang atau member pertama Rp50 ribu sampai Rp200 ribu satu lamaran,” jelasnya.

Ia meminta Pemkab Karawang mendesak perusahaan agar membuka lowongan kerja tanpa dipungut biaya apapun, sehingga masyarakat dapat keluar dari jeratan pengangguran. “Perluas lapangan pekerjaan, sistem magang dihapus,” tutupnya. (cr4)

Related Articles

Back to top button