Masyarakat Resah Harga Gas Melon Mau Naik
MAU NAIK: Pemerintah berencana menaikan harga gas melon.
LEMAHABANG, RAKA – Baru rencana dinaikan, masyarakat sudah menolak rencana pemerintah menarik subsidi untuk gas 3 kilogram atau yang biasa disebut gas melon. Harga gas melon saat ini saja diterima masyarakat mencapai Rp20 ribu per tabung, meskipun harga eceran tertingginya Rp16 ribu.
Di katakan Bedot, salah satu pedagang gorengan, kalau naiknya hanya Rp2000, mungkin tidak akan berpengaruh banyak terhadap penjualannya. Namun jika sudah melonjak hingga dua kali lipat, repot juga. “Kalau naiknya cuma Rp2000 sih gak apa-apa, wajar lah. Kalau dua kali lipat mah ‘eungap’,” ujarnya, Selasa (21/1).
Meskipun harus naik harga, ia terpaksa menaikan harga gorengannya atau memperkecil porsi dari biasanya. Karena usaha yang ia kerjakan ini sudah lama digeluti, gak mungkin untuk di tinggalkan. Hanya saja, ia harus merogoh kocek lebih dalam untuk belanja kebutuhannya ini. Terlebih, gas melon ini kerupakan penunjang dagangannya yang utama.
Apalagi, dalam sehari ia bisa menggunakan gas melon sampai 2 tabung. Ia merasa khawatir jika kenaikan harga gas ini benar-benar terjadi. “Masa kita harus mengeluarkan uang Rp 70 ribu untuk beli gas aja. Belum kebutuhan lain, seperti minyak sayur, terigu dan bahan lainnya,” katanya.
Pedagang lainnya Siti mengatakan, bagi pedagang kupat tahu seperti dirinya, penggunaan gas memang tak sebanyak pedagang gorengan. Dalam 1 tabung, ia bisa menghabiskan dalam 3 hari. Namun tetap saja memberatkan kalau naiknya harga gas 3 kilogram hingga 2 kali lipat. Ia berharap kepada pemerintah, kalau bisa kenaikan harga gas yang banyak digunakan kalangan masyarakat miskin ini tidak terjadi, karena ketergantungan masyarakat terhadap gas sudah menyeluruh. “Kalau bisa, jangan naikin harga kebutuhan pokoknya orang miskin lah pemerintah. Usaha juga seadanya, masih di bikin repot,” katanya. (rok)