Purwakarta

Mau Jengkol Tapi tak Berbau, Coba Deh..

JENGKOL TANPA BAU: Menu jengkol olahan di Rumah Makan Raja Jengkol.

PURWAKARTA, RAKA – Hantaman pandemi covid-19, membuat pelaku usaha kecil memutar otak agar tetap bertahan.
Di awal masa pandemi, Rumah Makan Raja Jengkol sempat sepi. Kedai yang terdapat di Jalan Raya Cibening, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta itu memang menyuguhkan segala hidangan berbahan jengkol. Namun setelah berinovasi, perlahan tapi pasti bisa mempertahankan eksitensinya.

Kini rumah makan tersebut menghidangkan menu andalan jengkol tak berbau. Bagi pecinta kuliner, termasuk orang yang menghindari makan jengkol karena bau dan rasanya yang bisa jadi agak pahit, semua itu akan sirna di rumah makan milik Hadi Albulaqi ini.
“Selama ini jengkol dihindari karena baunya. Maka saat ini tidak perlu takut menyalurkan kesukaan makan. Karena jengkol yang disajikan di Rumah Makan Raja Jengkol tidak berbau. Baik setelah makan atau saat buang air kecil, ataupun buang air besar,” ujar Hadi, Kamis (27/5).

Ia menjelaskan, rahasia dalam memasak jengkol ada di proses mengolahnya. Proses mengolah jengkol harus benar-benar diperhatikan sebelum dimasak. “Di Raja Jengkol, sebelum dihidangkan jengkolnya diproses terlebih dulu. Jika sekarang beli, maka baru bisa satu dua hari lagi. Prosesnya panjang, terutama proses perendamannya. Itu yang memakan waktu,” jelas Hadi.

Proses perendaman yang maksimal, kata Hadi, juga membuat jengkol menjadi lebih empuk. Sehingga, ketika digigit akan terasa lembut. “Selain itu, dengan direndam, jengkol juga jadi tahan lama. Empuk tapi tidak mengurangi tekstur jengkol,” bebernya.

Selain empuk, Hadi menambahkan, menu jengkol di warung Raja Jengkol juga memiliki rasa yang sedap karena bumbu rempah-rempahnya yang meresap. “Proses mengolah dan memasaknya tidak boleh sembarangan. Untuk tetap menjaga rasa, kita harus sesuai dengan karakter masakan kita. Karena menjaga kualitas rasa jengkolnya yang kami unggulkan,” imbuhnya

Ia mengungkapkan, menu olahan jengkol di Raja Jengkol ini beragam. Mulai jengkol goreng bawang, jengkol goreng kuning, jengkol goreng terasi, jengkol goreng kemiri, jengkol goreng kecap, jengkol goreng rujak, hingga jengkol goreng balado.

Tak hanya itu, ada juga semur jengkol, keripik jengkol, pencok jengkol, jengkol bakar, sate jengkol, jengkol sambel ijo dan jengkol jeletot. “Di sini bukan hanya menyediakan berbagai macam masakan jengkol saja, tapi juga memiliki varian menu lainnya, seperti aneka Sate, aneka Sop, aneka Seblak, aneka masakan kangkung dan aneka minuman,” lanjutnya.
Untuk menjalankan usaha tersebut, Hadi dibantu oleh teman satu komunitasnya Othong, Anton dan Nedi. “Kebetulan bapak saya dan Jamal teman saya juga jago bikin masakan jengkol, dan dibantu oleh teman-teman saya Alhamdulilah banyak peminat,” tuturnya.

Dirinya tak menampik jika pandemi sempat bepengaruh pada usaha rumah makannya. Namun setelah melakukan inovasi ini peminat jengkol tak pernah sepi. Bahkan ada yang sampai datang jam 12 malam seusai pulang kerja hanya demi menyantap masakan jengkol fovoritnya.

Tak hanya makan di tempat, Hadi juga memberikan jasa antar minimal pemesanan lima porsi. Dan akan tersedia juga di aplikasi pesan makanan online. Soal harga perlu takut, karena harga masakan jengkol cukup terjangkau. Mulai Rp8.000 hingga Rp15.000 dengan nasi. (gan)

Related Articles

Back to top button