
radarkarawang.id – Desa Tegalsari yang berdiri sejak tahun 1984 memiliki sejarah dan potensi lokal yang menarik untuk terus dikembangkan. Menurut penuturan Sekretaris Desa Tegalsari, Carmin, nama Tegalsari berasal dari istilah “tegalan” yang pada masa lalu jarang berpenghuni.
Hingga kini, masyarakat setempat masih menggunakan bahasa Sunda khas Karawang dalam keseharian.
Sebagian besar warga Tegalsari menggantungkan hidupnya dari bercocok tanam dan bertani. Namun, nenek moyang desa ini juga dikenal memiliki keterampilan lain, seperti membuat mebel, mengolah kue, hingga menghasilkan makanan tradisional Sunda berbahan dasar ubi-ubian.
“Melihat kenyataan tersebut, masyarakat Desa Tegalsari sebenarnya memiliki potensi yang besar. Tinggal bagaimana kita sebagai warga dapat memanfaatkannya dan menjaga kekayaan desa ini agar tetap berkelanjutan,” ujar Carmin.
Ia menambahkan, gagasan untuk melestarikan potensi alam dan tradisi lokal harus terus dijaga demi keberlangsungan generasi penerus.
Tegalsari diharapkan tidak hanya menjadi desa yang subur secara alam, tetapi juga kaya akan budaya dan keterampilan warganya.
Sejak berdiri, Desa Tegalsari telah dipimpin oleh enam kepala desa. Mereka adalah M. Saleh (1984–1993), HR. Suminta (1993–2001), Rahmat Munajat (2001–2008), HR. Suminta (2008–2015), Usman (2015–2021), dan Suryana yang menjabat hingga periode 2027.
Dengan kekayaan alam, tradisi, serta semangat warganya, Desa Tegalsari diyakini dapat terus berkembang menjadi desa yang mandiri dan berdaya saing di masa depan.(uty)
Data
Kepala Desa Tegalsari
M. Saleh: 1984–1993
HR. Suminta: 1993–2001
Rahmat Munajat: 2001–2008
HR. Suminta: 2008–2015
Usman: 2015–2021
Suryana: Sekarang-2027



