
radarkarawang.id – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Karawang mengambil langkah proaktif dalam menghadapi tantangan sosial dengan menggelar Rapat Pertemuan Umum sekaligus Seminar Ketahanan Keluarga di Era Disrupsi.
Acara penting ini dilangsungkan pada Rabu (12/11/2025) di Aula Husni Hamid, Pemda Karawang, dan dihadiri oleh jajaran pengurus PKK, tokoh agama, serta perwakilan dari Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia.
Kegiatan yang fokus membahas tantangan dan solusi terhadap tingginya angka perceraian ini menghadirkan Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag RI, Helmi Nasaruddin, sebagai keynote speaker.
Kehadirannya memberikan penekanan kuat pada urgensi ketahanan keluarga sebagai pondasi utama keharmonisan sosial.
Dalam sambutannya, Helmi Nasaruddin menyoroti pentingnya merujuk pada ajaran Rasulullah SAW sebagai landasan dalam membina rumah tangga.
Menurutnya, pernikahan harus dibangun atas dasar kasih sayang, saling menghormati, dan nilai-nilai kebenaran.
Helmi juga menyatakan bahwa ketahanan keluarga adalah kunci untuk menjaga keharmonisan di tengah perubahan zaman yang serba cepat.
Ia menekankan relevansi tema seminar dengan kondisi sosial saat ini, di mana disrupsi tidak hanya terjadi di sektor ekonomi dan teknologi, tetapi juga dalam pola hubungan antar-individu.
“Tema ini sangat relevan dengan dinamika sosial dan perkembangan zaman. Kita hidup di era disrupsi, di mana perubahan terjadi begitu cepat, tidak hanya dalam bidang ekonomi dan teknologi, tetapi juga dalam pola hubungan sosial,” ujar Helmi, menegaskan bahwa krisis keluarga kini telah menjadi persoalan nasional yang memerlukan penanganan bersama.
Data statistik yang disampaikan oleh Helmi Nasaruddin menggarisbawahi kegentingan masalah ini. Ia mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2025, yang menyebutkan bahwa dari sekitar 2,2 juta pernikahan di Indonesia setiap tahun, sebanyak 35 persen di antaranya berakhir dengan perceraian. Angka ini dinilai sangat mengkhawatirkan.
Lebih lanjut, tiga provinsi menempati posisi teratas dengan angka perceraian tertinggi, yaitu Jawa Barat dengan 88.985 kasus, diikuti oleh Jawa Timur (79.293 kasus), dan Jawa Tengah (64.937 kasus).
“Ini menunjukkan bahwa perceraian bukan lagi sekadar masalah personal, melainkan sudah menjadi krisis sosial dan bangsa,” ucapnya, menyerukan perhatian serius dari semua pihak.
Helmi juga menganalisis bahwa di era digital saat ini, faktor-faktor penyebab perceraian menjadi semakin kompleks. Media sosial, misalnya, seringkali disalahgunakan sebagai tempat untuk perselingkuhan emosional. Selain itu, gaya hidup serba instan cenderung membuat komitmen dalam rumah tangga mudah diabaikan, dan tekanan ekonomi yang ada juga dapat mengurangi intensitas komunikasi yang sehat dalam keluarga.
Ia menyampaikan pandangan kritisnya mengenai penggunaan ruang digital dalam rumah tangga. Ia menjelaskan bahwa teknologi seharusnya memperkuat kedekatan, namun jika pasangan tidak memiliki kesadaran dan kecakapan digital yang memadai, hal itu justru bisa menimbulkan jarak emosional.
Dalam upaya mengatasi masalah ini, Helmi Nasaruddin menyoroti peran strategis Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4). Organisasi yang telah menjadi mitra Kemenag sejak tahun 1981 tersebut terus berupaya membina dan meminimalisir angka perceraian.
Ia menambahkan bahwa BP4 bersama Kemenag terus berupaya membangun ekosistem digital keluarga yang harmonis dan berbasis pada nilai-nilai keagamaan. Ia menilai digitalisasi bukan sebagai ancaman, melainkan peluang untuk memperkuat pembinaan keluarga di Indonesia.
Helmi Nasaruddin juga memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif kolaborasi yang dilakukan oleh PKK, BP4, dan Kemenag dalam menyelenggarakan seminar ini. Menurutnya, sinergi ini merupakan langkah yang sangat positif untuk menekan tingginya angka perceraian di Karawang.
Selain Helmi Nasaruddin, seminar tersebut juga menghadirkan narasumber-narasumber kompeten lainnya, seperti Guru Besar Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Zahrotun Nihayah; Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag RI, Ahmad Zayadi; serta Ketua Humas Data dan Informasi Kemenag RI, Thobib Al Asyar. Diharapkan melalui kegiatan ini, kesadaran masyarakat Karawang akan pentingnya ketahanan keluarga yang kuat di era disrupsi dapat meningkat. (uty)
SEMINAR: Seminar ketahanan keluarga di Aula Husni Hamid.



