HEADLINEKARAWANG

Melahirkan di Tengah Banjir

EVAKUASI IBU HAMIL: Sejumlah warga Desa Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan, bersama personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah mengevakuasi Siti Khodijah (22) yang akan melahirkan menggunakan perahu, Minggu (21/2).

CILAMAYA WETAN, RAKA – Perut Siti Khodijah (22) warga Desa Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan, tiba-tiba mulas. Kandungannya yang sudah berusia sembilan bulan itu bereaksi. Dia panik. Pendarahan terjadi. Keluarganya lebih panik, karena rumahnya terkepung banjir. Ketinggian air selutut orang dewasa. Tidak ada satupun kendaraan roda dua maupun roda empat yang bisa menembus air. Alhasil, keluarga dan tetangga berembuk, lalu memutuskan mengangkat Siti menggunakan amben kayu ke Puskesmas Cilamaya.

Tidak berapa lama kemudian. Sebelum sampai ke lokasi aman banjir, warga melihat pasukan berseragam oranye yang tidak lain adalah personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilamaya Wetan datang membawa perahu karet. Mereka pun senang. Keluarga Siti lebih senang lagi, karena tidak lagi was-was harus menerjang banjir membawa calon ibu yang tengah berjuang menahan rasa sakit. “Sejak pagi, kita bersama relawan lain fokus evakuasi warga di Desa Muara sambil membagikan beberapa bantuan dari para dermawan. Menjelang sore, ada laporan ada yang mau melahirkan. Langsung saja kita evakuasi ke Puskesmas Cilamaya,” ujar Satgas BPBD Cilamaya Wetan Aan Susanto kepada Radar Karawang, Minggu (21/2).

Aan menyebutkan, medan yang digenangi banjir sempat menyulitkan tim dalam proses evakuasi. Terlebih membawa ibu yang hendak melahirkan, tentu perlu kehati-hatian yang ekstra. “Setelah berhasil dievakuasi ke tempat aman, kita langsung membawanya ke Puskesmas Cilamaya menggunakan mobil dari Koramil Cilamaya,” terangnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Desa Muara Iyos Rosita. Saat banjir menggenangi desanya, ketua RT setempat melaporkan ada warganya yang hendak melahirkan, namun tak bisa kemana-mana akibat genangan air.

Beruntung ada tim BPBD berada tak jauh di lokasi yang sedang melakukan evakuasi, dan membagikan beberapa bantuan. “Langsung dibawa oleh BPBD menggunakan perahu karet,” ujar Iyos.

Kata Iyos, desanya menjadi korban banjir lanjutan dengan penyebab yang sama, bahkan dinilai lebih parah, karena terdapat tanggul yang jebol.

Saat ini pun tak sedikit warganya yang dievakuasi. Ia menyayangkan jika hal ini terulang terus menerus setiap tahun. Padahal bisa saja diantisipasi jika pemerintah serius memperhatikan kondisi yang ada, dan belajar dari kejadian yang pernah terjadi sebelumnya.

Kendatipun demikian, ia sudah mendapatkan kabar dari pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), jika tanggul yang jebol tersebut akan segera diperbaiki. (rok)

Related Articles

Back to top button