GERBANG SEKOLAH

Mengabdi dan Menambah Ilmu

SERU : Terlihat Mahasiswa Unsika membaur dengan masyarakat dalam menggarap program mina padi. Giat itu selain menjadi model pembelajaran baru bagi mahasiswa juga menjadi nilai tambah dalam merealisasikan teori yang didepat di bangku kuliah.

KARAWANG, RAKA – Bagi mahasiswa pengabdian kepada masyarakat menjadi wahana mendapat ilmu baru dan bisa mempraktikannya langsung. Tidak seperti di bangku kuliah yang biasanya melulu membahas teori.
“Di pertanian misalnya, kita belajar langsung kendala apa saja yang dihadapi masyarakat, apa yang jadi faktor sukses dan gagalnya pertanian mereka?” ucap Nita Maulidya (19), mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta) Unsika yang tengah mengikuti Program Holistik Pengembangan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) di Desa Lemahmulya, Kecamatan Majalaya.

Nita menuturkan, motivasinya ikut program ini karena senang bertemu orang baru dan belajar kerja sama.
Ia juga merasa tertantang untuk menghadapi petani dan masyarakat. Ia bersama teman-temannya memperkenalkan kembali petani tentang sistem mina padi sekaligus biogas dan komposting.

Dengan sistem pertanian terpadu ini tujuannya untuk meningkatkan produktivitas para petani. Pengolahan limbah kotoran pun jadi punya nilai ekonomis bagi petani. “Ini sebagai bentuk kepedulian kita untuk petani disana dan membantu memajukan Desa Lemahmulya,” tuturnya yang saat ini menginjak semestet 3 jurusan Agribisnis.

Anggota lainnya Bagus Dwi Herlianto (20) mengatakan, ilmu dan pengalaman yang didapat dari program ini mengenai mina padi akan ia coba terapkan di daerah lainnya terutama Karawang.
Tentunya banyak tantangan yang ia hadapi, namun dengan niat baik dan saling memotivasi satu sama lain, pihaknya mampu menyelesaikan pengolahan lahan sesuai dgn target.

Mahasiswa Agroteknologi semester 5 ini berharap kegiatan merekail dapat terus dikembangkan di desa Lemahmulya dan desa lainnya di Karawang. “Karena menurut saya dengan adanya mina padi ini dapat meningkatkan hasil yang cukup tinggi dan potensinya pun cukup baik apabila diterapkan di setiap desa,” ucapnya.

Ketua tim PHP2D Faperta Unsika Muhammad Ridwan (21) menjelaskan, fokus pertanian yang diambil dalam pengabdian ini tentunya agar sesuai dengan keilmuan yang dipelajari di fakultasnya.
Mereka bisa lebih dekat dengan masyarakat khususnya petani dan mengetahui permasalahan di lapangan faktanya seperti apa. “Ditambah kita merasa ikut berperan dalam membantu masyarakat untuk kemajuan di bidang pertanian,” ujarnya.

Sejak 5 Agustus lalu, mereka telah menjalankan program orientasi sistem pertanian terpadu berbasis zero waste. Dalam sistem pertanian ini tidak hanya budidaya tanaman saja melainkan juga peternakan dan perikanan pun termasuk. Seperti sebuah circle yang saling berkaitan dan semua proses tersebut tidak menyisakan limbah (zero waste). “Harapan kita sih nantinya akan terbentuk sebuat sistem pertanian yang terintegrasi di Desa Lemahmulya,” tambahnya

Ridwan serya bersyukur respon masyarakat setempat sangat baik mulai dari kepala desa, hingga ketua gapoktan yang mendukung kegiatan ini.
Masyarakat pun sukarela mengizinkan lahannya untuk digunakan pengembangan program dimana hasilnya juga akan kembali untuk masyarakat.

Berdasarkan hasil survey timnya yang terdiri dari 13 mahasiswa, Desa Lemahmulya sangat potensial, karena lahan padi masih banyak, perairan masih bagus, serta banyak pula masyarakat yang berternak. Namun sepenglihatannya pengolahan sumber daya masih kurang. “Dan ini bisa ditingkatkan, makanya kita ingin menerapkan program kita di desa tersebut,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button