Metode BDR Tiap Daerah Berbeda
Rusta Anzela
Dari Melalui Televisi Sampai Datangi Rumah Siswa
JAYAKERTA, RAKA – Program belajar melalui televisi di tengah pandemi belakangan ini tidak lagi menjadi program rujukan alternatif untuk siswa. Meski masih ada beberapa siswa yang memanfaatkan belajar tambahan melalui televisi.
Dadang Hermawan, kepala Korwilcambidik Jayakerta, progam belajar melalui media televisi bukan suatu kewajiban, melainkan hanya bagian dari pembelajaran tambahan untuk siswa selama di rumah. Bahkan, untuk menambah pengetahuan siswa juga dapat melalui siaran radio, tapi hal itu juga kembali kepada siswa masing-masing. Pihaknya mengaku program pembelajaran melalui televisi ataupun siaran radio bukan suatu kewajiban. “Karena instruksi dari sana juga sebagai media belajar tambahan, tidak diwajibkan dan materinya juga masih umum,” jelasnya, kepada Radar Karawang, Minggu (11/10).
Sebelumnya, kata Dadang, pembelajaran Belajar dari Rumah (BDR) melalui televisi ini menjadi solusi alternatif agar siswa tetap belajar di tengah pandemi. Kemudian belakangan ini, banyak solusi lain pembelajaran yang lebih efektif di tengah pandemi ini itupun kembali ke wilayah sekolah ataupun guru masing-masing. “Misalnya di wilayah Jayakerta berbeda dengan di Ciampel, sehingga lebih spesifik disampaikan ke sekolah dan guru masing-masing dengan materi sesuai pembelajaran yang ada,” katanya.
Untuk di wilayah Jayakerta, Dadang menyebut sampai saat ini belum pernah melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah, hanya saja menggunakan metode luring atau di luar jaringan dan Samsung yang merupakan akronim dari samperkeun langsung, sehingga sampai sekarang anak-anak dan guru tetap sehat dan aktif. Sementara itu, dia mengaku sekarang ini tidak banyak siswa yang memanfaatkan media televisi sebagai pembelajaran tambahan. “Mungkin persentasenya kecil walaupun ada karena saat jam tayang itu mereka pada jam sekolah, mungkin anak-anak sedang ada di kelompok belajarnya masing-masing,” katanya.
Menurut Dadang, pemerintah sudah memberi solusi untuk belajar di tengah pandemi ini, seperti melalui daring, luring ataupun kombinasi antara keduanya. Namun, di wilayah Jayakerta ini lebih efektif menggunakan metode pembelajaran luring dengan membuat kelompok belajar dikarenakan tidak banyak siswa yang memiliki smartphone.
“Makanya untuk di Jayakerta menggunakan metode Samsung walaupun lima sampai enak orang per kelompok,” paparnya.
Kemudian Rusta Anzela, korwilcambidik Rengasdengklok menganggap program belajar melalui media televisi di wilayah Rengasdengklok masih berjalan dan efektif walaupun tidak semua siswa mengikuti program pembelajaran di media televisi, karena ada juga siswa yang belajar kelompok. “Pembelajaran melalui televisi masih berjalan tapi ada yang efektif ada juga yang tidak soalnya ada juga yang kerja kelompok,” pungkasnya. (mra)