HEADLINEKARAWANG

10 Kecamatan Biasa Terendam

Hujan Ditunggu, Tapi Bikin Was-was

KARAWANG, RAKA – Musim kemarau telah usai. Warga yang dilanda kekeringan bisa bernafas lega, karena sumber-sumber air sudah mulai basah seiring datangnya hujan yang mengguyur Kabupaten Karawang beberapa hari ini.

Namun, bukan berarti bencana sudah berakhir. Karena berdasarkan data yang berhasil dihimpun Radar Karawang, musim hujan identik dengan tamu tahunan, yaitu banjir. Ancaman ini bukan isapan jempol. Jika dilihat dari tiga tahun terakhir, sejak tahun 2016 hingga 2018, sejumlah kecamatan menjadi langganan banjir.

Sebut saja Kecamatan Karawang Barat, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Cikampek, Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon, Batujaya, Pakisjaya, hingga Tirtamulya. Banjir tahun 2016 mengakibatkan 19.669 warga kena banjir, 6.373 orang mengungsi, 5.776 rumah terendam, 133 hektare sawah terendam, 12 sekolah terendam, dan 12 masjid tergenang. Hal ini dipicu oleh meluapnya Sungai Citarum, Cibeet, Cikaranggelam, dan Cibulan-bulan. Ketinggian air saat itu mencapai 300 centimeter. Sedangkan tahun 2017, banjir paling parah terjadi di Kecamatan Cikampek, yaitu di Desa Dawuan Tengah, 2.235 orang terpaksa mengungsi ke kantor desa atau rumah sanak saudara. Disusul Kecamatan Rengasdengklok, yaitu Desa Rengasdengklok Utara 722 orang mengungsi, Rengasdengklok Selatan 1.653 orang mengungsi. Sedangkan jumlah korban keseluruhan dari empat kecamatan yaitu 6.516 orang.

Untuk mengantisipasi bencana tahunan itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang meminta anggota satgas melakukan pemantauan lebih detil.

Kepala BPBD Kabupaten Karawang Asep Wahyu juga mengintruksikan satgas untuk mengikuti minggon dalam setiap kecamatan. “Kalau ada gili atau tanggul yang sudah jebol harus segera dilaporkan,” katanya kepada Radar Karawang, Selasa (4/11).

Terlebih, kata dia, di Karawang masih ada beberapa daerah yang rawan banjir. Diantaranya Desa Karanglinggar, daerah Kampung Kampek, Kecamatan Telukjambe Timur dan Gempol, Kecamatan Karawang Barat. “Tapi diperkirakan tahun ini tidak banjir karena ada normalisasi,” katanya.

Kepala Bidang Kedaruratan Imat Ruchimat mengatakan, beberapa daerah di Karawang yang rawan banjir diantaranya Karanglinggar dan Parungsari Kecamatan Telukjambe Timur. Gempol, Karawang Barat. Cilamaya, dan BMI di Kecamatan Cikampek. “Kalau di Cikampek BMI setiap musim hujan. Nanti siang atau sore kita mau cek ke lokasi. Siponnya sudah selesai atau belum,” ujar Ruchimat. Selain banjir, lanjut dia, pengalihan dari musim kemarau ke musim hujan juga selalu diiringi oleh puting beliung. Adapun daerah yang bisa diterjang bencana puting beliung diantaranya Purwasari, Batujaya, Pakisjaya, dan daerah-daerah pinggiran sawah lainnya. “Tahun lalu ada sembilan kecamatan yang kena puting beliung. Biasanya ke daerah yang di pinggiran sawah,” ucapnya.

Dikatakannya, tempat evakuasi untuk korban banjir baru dimiliki di daerah Karanglinggar berupa gedung dengan dua tingkat bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. “Yang sudah ada di Parungsari dua tingkat. Kalau di daerah lain dievakuasi ke kantor desa,” pungkasnya. (psn/nce)

Related Articles

Back to top button