CEK BERAS: Beras bantuan penanganan corona dicek oleh aparat Desa Mekarjaya, Kecamatan Purwasari, kemarin.
KARAWANG, RAKA – Beras corona yang sudah didistribusikan ke seluruh kecamatan, sebagian ada yang dikembalikan lagi ke gudang Bulog karena berkutu dan sedikit bau.
Di Kutawaluya misalnya, beras corona yang sebelumnya masih menumpuk di aula kecamatan, akhirnya dikembalikan lagi ke Bulog. “Semua beras sebanyak dua ton yang sudah diterima oleh Kecamatan Kutawaluya ditarik kembali,” ungkap Camat Kutawaluya Rohman kepada Radar Karawang, kemarin.
Camat Kotabaru Dedi Setiadi mengatakan, bahwa beras yang diterima untuk membuka dapur umum itu tidak dikomplain karena dinilai bagus.
“Tidak ada komplen dari para kades. Beras lumayan bagus bahkan sudah mulai dibuka dapur umum,” ujarnya.
Kepala Desa Mekarjaya Kecamatan Purwasari Euis Suyeti mengatakan, baru sehari lalu pihaknya menerima beras dari kecamatan sebanyak 2,5 kwintal. “Alhamdulillah berasnya sudah kita terima, kualitasnya juga sama seperti di toko sembako,” ucapnya.
Dia menambahkan, beras yang telah diterima, nantinya akan dibagikan kepada setiap warga yang terkena dampak wabah virus corona, khususnya warga jompo dan miskin. “Kita juga masih bingung beras ini mau saya bagikan mentah atau kita olah menjadi nasi bungkus, karena setiap desa belum ada kesepakatan,” tambahnya.
Kades Tamelang yang juga Ketua Ikatan Kepala Desa (IKD) Kecamatan Purwasari Mulyono mengingatkan, beras yang diterima setiap desa harus diolah menjadi nasi bungkus, agar jumlah warga yang mendapatkan lebih banyak. “Kalau beras doang paling cuma berapa puluh orang yang kebagian, makanya kita buat saja nasi bungkus dan itu lebih sederhana,” tambahnya.
Masih dikatakannya, pihaknya masih bingung dengan anggaran persiapan dapur umum. Karena untuk membuat seribu nasi bungkus, pihaknya harus menyediakan anggaran yang cukup besar. “Sebenarnya tidak ada anggarannya, cuma kalau memang ini sifatnya wajib dilakukan, ya kita pasti realisasikan meskipun anggaran diambil dari kantong pribadi,” pungkasnya.
Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri mengatakan, Pemkab Karawang akan mengganti beras berkutu dengan jenis premium. “Diganti lagi jadi premium. Sekarang sudah mulai diproses. Satu hari juga selesai,” tandasnya.
Dikatakan Acep, beras yang didistribusikan dua ton per kecamatan itu merupakan beras yang sudah dibeli dari Bulog menggunakan anggaran tahun 2019, sebagai persediaan pangan. “Karena mungkin sudah lama jadi agak bau apek. Tapi masih layak dikonsumsi sebenarnya,” ucapnya.
Kepala Dinas Pangan Kabupaten Karawang Kadarisman membenarkan bahwa beras yang sudah disebar ke 30 kecamatan, itu dikembalikan apabila dianggap kurang bagus. Namun dia juga belum mengetahui secara pasti berapa kecamatan yang berasnya dikembalikan. “Iya sudah diinstruksikan sesuai pernyataan kasubdivre. Jika beras dianggap kurang bagus harap dikembalikan dan akan diganti. Tidak tahu sudah berapa kecamatan. Kalau dibagikan sudah ke semua kecamatan,” ujarnya.
General Manager Bulog Karawang Rusli mengatakan, beras yang sudah dikembalikan ke gudang Bulog sebanyak 10 ton dari beberapa kecamatan. Pihaknya belum mendata kembali secara rinci berapa dan kecamatan mana yang dikembalikan. “Besok (hari ini) saya catat. Sekarang baru 10 ton yang dikembalikan,” katanya.
Dijelaskan dia, pada intinya jika beras yang sudah disalurkan itu dirasa tidak layak dan harus dikembalikan, maka pihaknya mempersilahkan untuk dikembalikan ke gudang Bulog. Tetapi, lanjut dia, bukan berarti beras tersebut akan diganti dengan beras baru, apalagi dengan jenis premium. Beras yang dikembalikan itu akan diolah melalui penggilingan Bulog, untuk kemudian didistribusikan lagi. Untuk itu, Bulog tentu memerlukan waktu satu sampai dua hari untuk melakukan proses pengolahan beras tersebut. “Bukan diganti sama premium. Tapi diolah lagi sama kita. Berasnya tetap yang itu. Karena harganya juga harga medium. Jangan dibandingkan dengan bantuan gubernur, karena itu beras jenis premium,” tuturnya. (nce/mal)