2019 Masih Fokus Garap Fisik
RAWAMERTA, RAKA – Tahun anggaran 2019, Desa Pasirawi kembali fokus dengan pembangunan infrastruktur desa yang belum terselesaikan. Pasalnya masih banyak warga Desa Pasirawi yang mengeluh soal jalan rusak. “Ingin kepuasan masyarakat bisa terpenuhi. Dimana, keluhan masyarakat tertumpu pada kondisi jalan yang rusak,” ujar Kepala Desa Pasirawi, H Johansyah.
Ia menuturkan pembangunan yang dilakukan pada tahun 2018, membangun TPT di Dusun Margasalam RT 14/03 dengan panjang 372 M, lebar 0.30 M, dan tinggi 1 M menggunakan dana desa tahap 1 dengan nominal Rp185.541.500. Selanjutnya, untuk serapan anggaran dana desa tahap 2, pemerintah Desa Pasirawi masih melanjutkan pembanguna TPT di dusun yang sama dengan panjang 743 M, lebar 0.30, dan tinggi 1 M yang menghabiskan dana Rp371.083.000. Sementara untuk dana desa tahap 3, pemerintah Desa Pasirawi lakukan pembangunan japak di Dusun Krajan RT 07/01 dengan panjang 225 M, lebar 1,20 M, dan tinggi 0,12 M dengan menghabiskan dana sebesar Rp40.334.100. Selanjutnya masih membangun japak, namun kali ini japak cor rabat beton di Dusun Krajan RT 03, 04, 05, dan RT 06/01 dengan panjang 641 M, lebar 1.20, dan tinggi 0.12 M yang menghabiskan anggaran sebesar Rp145.207.400. “Jumlah keseluruhan Rp889.181.325. Ke depan juga, tahun 2019 ini kita akan lanjutkan membangun japak, jaling, TPT, dan jembatan penghubung 2 dusun,” ucapnya.
Selanjutnya, melalui ADD tahun 2018 pemerintah Desa Pasirawi lakukan pembangunan parkiran motor dan halaman desa yang memerlukan anggaran sebesar Rp47.015.325. Adapun untuk bantuan provinsi, pembangunan jembatan dan TPT di Dusun Krajan Rt 05/01 dengan panjang jembatan 3 M, lebar 0.30, dan tinggi 2.5 M, sementara panjang TPT 43 M, lebar 0.30 dan tinggi 2.5 M yang keduanya menghabiskan dana sebesar Rp100.000.000. “Anggarannya kita satukan di situ antara jembatan dan TPT,” jelasnya.
Sedangkan untuk keperluan bidang pendidikan dan kesehatan, pihaknya berikan dana Rp64.939.525. Dan untuk BUMDes sendiri, karena mayoritas masyarakat Desa Pasirawi berpenghasilan dari pertanian. Direktur BUMDes Sauyunan Desa Pasirawi mengelola obat-obatan sawah atau pestisida dengan kucuran dana Rp74.216.600. “Sementara ke depannya, kedusunan yang belum tersentuh pembangunan infrastruktur hingga tahun 2018, di tahun 2019 ini dipastikan bisa merasakan meskipun tidak bisa langsung selesai semua. Karena bertahap sesuai dengan pagu anggaran yang telah dikucurkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah desa,” ujarnya.
Adapun alasan kades atas belum rampungnya pembangunan infrastruktur di desanya, akibat kondisi kedusunan yang terpisah ibarat pulau, secara otomatis pada tahun sebelumnya belum bisa dianggarkan. Maka dari itu, tahun 2019 ia kembali fokuskan untuk ingrastruktur, karena ia tidak mau jika masyarakatnya berpikiran negatif. Apalagi sampai terjadi tebang pilih. “Kita prioritaskan dulu yang lebih penting dan cukup membahayakan jika dibiarkan. Makanya kita bangun terlebih dulu,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Sekdes Pasirawi Nono Mardino mengatakan, dengan memberikan kebebasan kepada desa untuk merealisasikan berbagai anggaran yang diterima, menurutnya keputusan pemerintah pusat tersebut merupakan langkah yang tepat. Karena, tidak akan ada yang tahu keluhan dan kondisi desa selain dari perangkat desanya itu sendiri atau masyarakat desa yang bersangkutan. “Kalau dulu kan realisasi DD itu di jatah persentase oleh pemerintah, seperti contoh untuk pendidikan 15%, kesehatan berapa persen, dan lain-lain berapa persen. Sekarang tidak, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang paling penting,” pungkasnya. (rok)