37 Lembaga Dapat Penghargaan DJP Kanwil Jabar II
KOMPAK : Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat II kompak foto bersama usai memberikan penghargaan kepada sejumlah perwakilan perusahaan.
KARAWANG, RAKA – Sebanyak 37 lembaga mendapat penghargaan dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Barat II atas kontribusinya dalam peningkatan kesadaran pajak. Lembaga tersebut terdiri dari perguruan tinggi, tax center, instansi pemerintahan, perusahaan dan asosiasi.
Kepala Kanwil DJP Jabar II Yoyok Satiotomo mengatakan, pihaknya tidak mungkin bekerja sendiri dan membutuhkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesadaran pajak. Karena itulah diberikan penghargaan bagi mereka yang telah membantu Kanwil DJP Jabar II. “Kami mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya, mudah-mudahan kedepannya mereka bisa tetap membantu kita. Diharapkan banyak pihak lain juga yang bisa turut aktif membantu kita,” ungkapnya, setelah acara penyerahan sertifikat penghargaan di Hotel Resinda, Jumat (22/11).
Acara penghargaan ini merupakan salah satu rangkain kegiatan Pajak Bertutur (Patur) pada tingkat Kanwil DJP yang dilaksanakan serentak dalam skala nasional. Sedangkan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah kerja Kanwil DJP Jabar II menyambangi total 29 sekolah mulai SD, SMP, SMA/SMK untuk memberi pengajaran.
Kepala Bidang P2 Humas Kanwil DJP Jabar II Dwi Amiarsih mengatakan, Patur merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran dunia pendidikan terhadap program edukasi kesadaran pajak yang berlangsung sejak 2017 lalu.
Patur ini sendiri merupakan program lanjutan setelah terjalinnya kerjasama dengan Mendikbud, dimana DJP memberi edukasi nilai-nilai kesadaran pajak kepada generasi muda melalui pendidikan dalam program edukasi kesadaran pajak dalam sistim pendidikan nasional. “Patur Ini adalah upaya kita untuk mengkampanyekan kesadaran pajak secara terstruktur, terarah, dan terpadu,” bebernya.
Ia menjelaskan, hadirnya Patur ini dilatarbelakangi oleh masih kurangnya kesadaran mengenai pentingnya pajak untuk pembiayaan negara dalam wujud APBN.
Dikatakannya, realisasi penerimaan pajak belum optimal, padahal penerimaan pajak mendominasi struktir APBN dari sisi penerimaan negara yakni berkisar 75%.
Kondisi saat ini masih banyak potensi ekonomi nasional yang belum tergali dan masyarakat belum sadar arti pentingnya pajak. “Masyarakat masih memandang DJP sebagai instansi yang kurang dipercaya, ini yang jadi sebab tidak tercapainya penerimaan pajak,” jelasnya.
Hadirnya Patur diharapkan dapat menjadi momen pembuka terlaksananya edukasi kesadaran pajak dalam pendidikan secara berkesinambungan. Patur yang menyasar dunia pendidikan ini juga diharapkan kelak dapat menstimulasi masyarakat secara luas. “Sehingga akhirnya penerimaan pajak yang ditargetkan dapat tercapai untuk dimanfaatkan bagi kemaslahatan masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu kepala Tax Center Unsika Endang Mahfudin mengatakan, kerjasama yang dijalin dengan DJP selama 4 tahun terakhir ditujukan agar mahasiswa tidak hanya mendapat literasi perpajakan berupa teori, melainkan juga penerapan langsung di lapangan. Kerjasama yang dijalin juga dengan menerjunkan 120 mahasiswa menjadi relawan dalam mengangani kewajiban perpajakan.
Menurutnya, dengan kerjasama ini, menjadi bekal bagi mahasiswa dalam meningkatkan kualitas kemampuan. “Saya percaya ke depan pajak sebagai tulang punggung negara dapat memberi kontribusi yang besar terutama bagi perguruan tinggi,” tuturnya. (cr5)