HEADLINEKARAWANG

Anak Meninggal Dunia, Bapak Ikut Wisuda

PAKAI TOGA: Asep Suwarno mengenakan toga menggantikan anaknya, Agus Supriyatna, mengambil surat keterangan lulus Unsika.

KARAWANG, RAKA – Dengan penuh haru, Asep Suwarno (47) melangkahkan kaki saat nama anaknya dipanggil oleh senat Universitas Singaperbangsa Karawang.

Bapak dua anak ini berusaha tegar, menahan buncahan kesedihan yang mendalam pada acara wisuda Unsika di Hotel Resinda, Rabu (18/12). Dia harus rela menggantikan anaknya, Agus Supriyatna, mengambil selembar surat keterangan lulus. Di hadapan senat kampus yang disaksikan ribuan orang.

Seyogyanya, Asep Suwarno berada di deretan kursi tamu undangan untuk menyaksikan anaknya yang mengenakan toga. Bersama ratusan teman-temannya yang sudah dinyatakan lulus menimba ilmu di kampus kebanggaannya. Namun apa daya, usia rahasia Tuhan. Anaknya telah dipanggil ke haribaan Ilahi sebelum prosesi tersebut diikutinya.

Agus Supriyatna yang mengampu pendidikan di Unsika Prodi Teknik Informatika selama empat tahun, ini meninggal dunia setelah terdaftar sebagai peserta wisuda.

Almarhum meninggal secara mendadak pada 19 September lalu, setelah dikira masuk angin. “Saya ke sini sendiri, ngambil SKL anak saya (Alm Agus Supriyatna). Kalau istri (Ipah) gak datang karena gak kuat,” ujar Asep yang matanya terlihat berkaca-kaca menahan tangis.

Sebelum meninggal, almarhum sempat menceritakan keinginannya setelah lulus kuliah. Ingin bekerja di Kementerian Agama karena memang sangat religius. “Waktu meninggal juga setelah rapat untuk persiapan acara Maulid,” tambahnya.

Lebih lanjut dia menyebutkan, Agus lahir tahun 1996 dan merupakan lulusan SMAN 3 Karawang. Meninggalkan saudaranya Dwi Angga Septiana yang masih duduk di bangku sekolah kelas VIII.

Dikatakannya, Agus merupakan sosok anak yang sangat baik dan aktif bersosialisasi. “Doa terbaik untuk anak saya. Dan Saya juga minta doa kepada teman-teman almarhum. Semoga ditempatkan di tempat yang terbaik. Di Sorga,” ujar bapak yang tinggal di Dusun Sumedangan RT 01/01 Desa Purwadana, Telukjambe Timur.

Saat anaknya meninggal, Asep menyampaikan kepada pihak manajemen Unsika. Karena sudah lulus kuliah dan terdaftar sebagai peserta wisuda, maka pihak kampus memberitahukan SKL tetap bisa diambil saat wisuda digelar. “Pihak kampus memberi tahu, SKL bisa diambil karena memang anak saya sudah lulus,” ujarnya.

Humas Unsika Rifa Arifin mengaku cukup kaget memang, karena pihak kampus menerima laporan salah satu peserta wisuda yang sudah terdaftar meninggal dunia. Karenanya, yang menerima SKL almarhum adalah orang tuanya. “Kami tetap mengeluarkan SKL. Yang menerimanya bapaknya, bareng sama mahasiswa lain saat wisuda,” ujarnya. (zie)

Related Articles

Back to top button