Anak Milenial Dominasi Pasien Corona
Sering Kongkow, Cuek Prokes
KARAWANG, RAKA – Kongkow. Aktivitas yang sangat digandrungi anak-anak milenial ini, volumenya tidak menurun meski jumlah pasien berusia muda mendominasi kasus corona di Kabupaten Karawang.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Karawang Fitra Hergyana mengatakan, dari total kasus terkonfirmasi corona, yang paling banyak terpapar ialah masyarakat dengan usia 20 sampai 29 tahun dengan jumlah 10.643 orang. “Hal itu menunjukkan bahwa kelompok usia milenial menjadi penyumbang tertinggi kasus Covid-19 di Karawang,” katanya, Senin (9/8).
Dia mengajak para milenial agar mengurangi bahkan menahan diri untuk tidak kumpul-kumpul, dan nongkrong dengan teman-temannya yang menyebabkan kerumunan dan penyebaran Covid-19.
“Jadi klaster keluarga ini juga penyumbang kedua tertinggi setelah klaster industri. Sayangi orang tua dengan tidak kumpul-kumpul dulu,” ungkapnya.
Di sisi lain, Fitra mengatakan, dari total 41.658 orang yang terkonfirmasi, 38.845 telah dinyatakan sembuh, 277 orang masih dalam perawatan, isolasi mandiri sebanyak 830 orang. Sementara, untuk angka kematian akibat Covid-19 hanya 4,12 persen atau sebanyak 1.716 orang. Dikatakan Fitra, angka kesembuhan yang meningkat itu juga diikuti kasus terkonfirmasi harian yang cenderung menurun. Namun demikian, protokol kesehatan tetap harus diperketat dan terus diterapkan.
“Hal itu juga dampak dari turunnya bed occupancy rate (BOR). Alhamdulillah pelaksanaan PPKM dari darurat hingga sekarang kita ada di PPKM Level 3, berhasil menekan penyebaran Covid-19 di Karawang,” katanya.
Andika (23) warga Desa Cikampek Barat, Kecamatan Cikampek mengaku kesadaran masyarakat untuk taaat akan protokol kesehatan masih belum maksimal. Buktinya, banyak pengendara motor yang enggan mengenakan masker. “Saya sendiri kurang nyaman pakai masker, namun mau bagaimana lagi,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, program vaksinasi yang gencar dilakukan pemerintah, bisa diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat. “Enggak perlu bingung soal vaksin, tinggal datang, daftar, lalu vaksin,” tuturnya.Petinggi World Health Organization (WHO) menyebut salah satu penyebab meningkatnya kasus positif virus corona di sejumlah negara, karena anak muda melemahkan pertahanan mereka. Maksudnya, anak muda ingin kembali hidup normal dan tidak menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Mereka juga menganggap virus ini tak berbahaya, karena risiko kematian anak muda rendah ketika tertular. “Kami telah mengatakannya sebelumnya dan kami akan mengatakannya lagi, anak-anak muda tidak terkalahkan,” ujar Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. “Anak-anak muda dapat terinfeksi, anak-anak muda dapat mati dan anak-anak muda dapat menularkan virus kepada orang lain.”
Tedros Adhanom menambahkan, meyakinkan orang muda di seluruh dunia bahwa virus corona dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan mereka tetap menjadi tantangan bagi WHO. Dr. Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO, mengatakan mayoritas anak muda cenderung memiliki gejala Covid-19 yang lebih ringan, tetapi itu tidak selalu terjadi. Beberapa anak muda sakit parah dan meninggal. “Bahkan orang yang memiliki penyakit ringan, beberapa dari mereka akan sembuh dengan baik. Tetapi beberapa dari mereka memiliki efek jangka panjang, dan kami baru mulai benar-benar belajar tentang ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa beberapa menderita kelelahan ekstrem, sesak napas atau kesulitan melanjutkan kegiatan normal seperti kembali bekerja atau gym – bahkan setelah mereka pulih. “Kami sedang belajar apa artinya itu,” katanya.
Kerkhove mengatakan ada sejumlah hal yang dapat dilakukan anak muda untuk mencegah penyebaran virus, termasuk mencuci tangan, berlatih menjaga jarak sosial, mengenakan masker dan menghindari tempat-tempat ramai seperti bar. “Kami secara konsisten melihat klub malam sebagai penguat transmisi,” katanya. “Ini sangat disayangkan karena tahu bahwa kaum muda ingin melanjutkan kegiatan normal. Tetapi ada situasi di mana virus, jika ada, dapat ditahan dan ditransmisikan secara efisien.” (nce)