Arak-arakan Naga Keliling Tuparev
KARAWANG, RAKA- Genderang tetabuhan yang sambung menyambung menjadi irama yang khas menggema, Minggu (24/2) kemarin. Aroma hio menyeruak, naga atau liong, barongsai, dan dewa diarak oleh peserta perayaan Cap Go Meh dari berbagai daerah. Puluhan ribu orang pun memadati Jalan Tuparev yang menjadi pusat acara tersebut.
Arak-arakan barongsai dimulai dari depan Kelenteng Kwanteekoen. Kemudian mereka melintasi panggung utama yang dihadiri oleh istri Presiden RI ke-4 Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, dan Muspida Karawang. Peserta kirab budaya ini kemudian melintasi Jalan Kertabumi, Jalan Arif Rahman Hakim dan titik akhir di Jalan Tuparev lagi.
Ketua Umum Kelenteng Kwanteekoen Wawan Kurniawan menuturkan, peserta Cap Go Meh tidak hanya diikuti oleh warga Karawang tapi juga ada 20 wilayah yang berpartisipasi. “Tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Ada 20 wilayah luar Karawang yang ikut memeriahkan Cap Go Meh disini,” ungkapnya.
Wawam berharap, melalui kegiatan Cap Go Meh ini, kondisi Indonesia tetap kondusif dengan kebersamaan yang harus terus dijalin. “Semoga karawang damai dan sejahtera. apalagi, sekarang ini tahun politik, semoga semua tetap kondusif,” ujarnya.
Wawan tidak mempersoalan mengenai persepsi sebagian orang yang memandang bahwa Cap Go Meh merupakan sebuah ritual keagamaan. Tapi, ada juga yang memandang bahwa ini merupakan salah satu bentuk kebudayaan masyarakat Tionghoa yang ada di Karawang. “Antusiasme masyarakat sangat tinggi melihat kegiatan ini, yang melihat sangat pada disepanjang jalan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Karawang, Uswah, mengaku bangga bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan Cap Go Meh. Menurutnya, nilai-nilai persatuan harus tetap dijaga di Kabupaten Karawang. “Kami dari IPPNU ikut menyemarakan Cap Go Meh, sebagai bentuk kerjasama dengan sahabat NU dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), di mana nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang ingin kami munculkan dalam kegiatan ini,” ujarnya usai ikut kirab budaya Cap Go Meh.
Menurutnya, apapaun latar belakang agama ataupun budaya, semua tetap sama warga negara Indonesia. “Kita semua adalah saudara. Seperti kata Bu Sinta Nuriyah Wahid yang juga datang ke PCNU, bahwa kita harus senantiasa merawat warisan-warisan Gus Dur selaku bapak bangsa, yaitu berupa kerukunan antar umat beragama,” pungkasnya. (apk/asy)