KARAWANG

ASI Atasi Bayi Kurang Gizi

KARAWANG, RAKA – Meski wabah corona masih melanda Kabupaten Karawang, para ibu tetap harus semangat memberikan air susu kepada anaknya.

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Muhammad Alwi menyampaikan, seorang ibu harus memperhatikan protokol kesehatan seperti mencuci tangan sebelum menyusui dan menggunakan masker. “Karena covid-19 itu menularnya lewat droplet, bukan melalui air susu ibu,” jelasnya kepada Radar Karawang.

Alwi membenarkan pemberian ASI berpengaruh terhadap status gizi anak. Tahun 2020 ini masih didapati anak kekurangan gizi di Karawang, meski demikian angka anak dengan kelebihan gizi lebih besar. Berdasarkan data bulan penimbangan anak Februari kemarin, sudah tercatat status gizi 138.170 anak, sekitar 80 persen dari jumlah keseluruhan anak di Karawang. Dari jumlah anak yang terdata, 838 anak (0,6%) mengalami obesitas dan 1.657 (1,2%) mengalami gizi lebih. Adapun anak dengan gizi kurang sebanyak 2.926 (2,1%) dan gizi buruk berjumlah 402 (0,29%) anak. Sedangkan 125.722 (91%) anak dengan status gizi normal. Adapun berdasarkan tinggi badan berbanding usia, 688 (0,5%) balita di Karawang didapati sangat pendek dan 3.510 (2,5%) balita dikategorikan pendek. Sementara itu, balita dengan status tinggi badan normal sebanyak 132.756 (96,1%) sedangkan dengan kategori tinggi sebanyak 1226 (0,9%) balita. “Masalah gizi ini bisa jadi bom waktu karena kondisi (pandemi) seperti ini, kita selalu berupaya mengedukasi masyarakat,” tuturnya.

Ia berpesan agar para ibu tetap memberi ASI minimal selama 6 bulan pertama yaitu ASI eksklusif. Perhatikan protokol kesehatan saat menyusui dan sebisa mungkin tidak membawa balita ke luar rumah kecuali kondisi darurat. “Kalau ibunya covid-19 itu tetap bisa memberikan ASI,” tuturnya.

Ia melanjutkan, anak dengan status gizi buruk biasanya dari keluarga dengan ekonomi rendah. Dinas Kesehatan Karawang melakukan pemulihan salah satunya dengan memberikan makanan tambahan. Pihak lainnya juga turut membantu misalnya Baznas Karawang yang ikut serta menyediakan PMT bahkan membiayai penunggu balita selama dirawat. Meski angka gizi buruk di Karawang cukup tinggi, belum tercatat ada kasus meningal dan semua sembuh setelah menjalani perawatan. “Yang lebih susah itu setelah pengobatannya, ada yang sudah stabil gizinya setelah perwatan tapi statusnya gizi buruk lagi, karena begitu pulang gizinya kurang diperhatikan,” ungkapnya. (din)

Related Articles

Back to top button