Banting Stir Jadi Penjual Sepeda
TAWARKAN SEPEDA: Amin saat menawarkan sepeda kepada pelanggan.
KARAWANG, RAKA – Kegiatan bersepeda belakangan menjadi tren masyarakat Karawang. Fenomena ini menjadi keuntungan tersendiri bagi pelaku usaha penjualan sepeda. Bahkan ada juga yang mendadak menjadi pedagang sepeda, setelah melihat adanya celah bisnis yang potensial dari tren tersebut.
Amin (48) misalnya, warga Perumahan Griya Panorama Indah, Desa Purwasari, Kecamatan Purwasari, ini belum genap dua bulan membuka toko sepeda Goweser di rumahnya. Meski demikian, ia mengakui sudah lebih dari 250 unit sepeda laku terjual sampai saat ini. “Awalnya (keluarga) kita itu beli buat sendiri, terus teman distributor itu bilang untuk coba jualan saja,” cerita Amin saat ditemui di kediamannya, Selasa (14/7).
Melihat tren sepeda yang mulai ramai, ia pun memberanikan diri untuk berjualan di teras rumahnya. Saat itu Amin memulai dengan lima unit sepeda yang ternyata dapat terjual dalam waktu yang cukup singkat. Kemudian ia menambah 12 unit, kemudian tambah lagi 20 unit, semuanya laku terjual. Bahkan beberapa temannya di luar daerah yang juga “pemain baru” dalam bisnis ini mengambil sepeda dari tokonya. “Saya kan bukan background-nya dari dunia sepeda. Kita lihatnya boleh juga nih sepeda, ya sudah kita tekuni,” tuturnya.
Keputusan Amin untuk banting stir berbisnis sepeda juga tak lepas dari dampak corona yang memaksanya menganggur. Namun kedepan dia berencana tetap menjalankan bisnis ini, dan tidak berhenti meski tren bersepeda nantinya surut. Bahkan ia memulai menjual aksesoris sepeda dan berencana membuat cafe dengan konsep tema sepeda. Baginya sesuatu yang memang disukai jika menghasilkan pundi-pundi rupiah tak ada salahnya untuk lebih diseriusi.
Mountain bike (MTB) adalah jenis sepeda yang paling laku di tokonya, di samping jenis lainnya seperti sepeda lipat atau BMX. Saat pertama berjualan, Amin membandrol harga Rp1,25 juta. Namun seiring permintaan yang tinggi, harga sepeda pun semakin tinggi. Sepeda MTB yang sampai saat ini harga modalnya saja sudah hampir mencapai Rp2 juta. Dampaknya ia tak bisa lagi memasok sepeda kepada reseller, karena harganya yang sudah terlalu tinggi. “Dan kita pun sekarang dibatasi, ngambilnya dari distributor cuma tiga unit. Kalau yang lain mahal sih, ada yang Rp12 juta itu MTB rakitan, kalau yang sudah jadi paling sekitar Rp5,5 juta,” pungkasnya. (din)