Pilih Begadang Biar Daftar Lancar
KARAWANG, RAKA – Tanggal 11 November 2019, seleksi penerimaan CPNS resmi dibuka. Informasi tersebut tentu disambut antusias oleh masyarakat Karawang yang berniat untuk mengikuti seleksi.
Terlebih bagi para tenaga honorer yang sudah beberapa tahun mengabdi.
Berbagai persiapan pun dilakukan oleh sejumlah tenaga pengajar. Mulai dari melengkapi data administrasi, sampai mempelajari materi tentang wawasan umum, kebangsaan dan kepribadian, agar bisa lolos menjadi CPNS.
Kiki Baehaki salah satunya. Seorang tenaga pengajar honorer ini mengaku sudah mempersiapkan berkas persyaratan untuk mengikuti seleksi CPNS, jauh sebelum informasi seleksi penerimaan diumumkan.
Dikatakan Kiki, sebelum seleksi penerimaan CPNS dibuka, semua berkas persyaratan sudah disiapkan. Diantaranya scan KTP, kartu keluarga, ijazah terakhir, transkrip nilai dan beberapa dokumen lainnya. “Persiapan sudah lama. Dari jauh hari sebelum penerimaan sudah di-scan. Tinggal buat akun terus upload berkas,” kata Kiki kepada Radar Karawang, Selasa (12/11).
Kiki yang saat ini menjadi tenaga pengajar honorer di salah satu SMPN di Cikampek mengatakan, sempat mencoba mengakses link untuk mendaftarkan diri mengikuti seleksi CPNS. Namun saat dia mengakses sekitar pukul 04.30 WIB, server sulit untuk diakses. “Portal SSCN-nya (Sistem Seleksi CPNS Nasional) susah diakses. Servernya down karena mungkin banyak yang masuk. Padahal saya sengaja subuh ngaksesnya,” ucap Kiki.
Menurutnya, yang menentukan lulus atau tidaknya sebagai peserta seleksi CPNS, bukan dilihat dari urutan pendaftar. Tetapi dari hasil tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD). “Kan sampai tanggal 24 November penerimaannya. Tetap aja yang dilihat dari hasil SKD nya. Nanti malam saya coba buka lagi,” ujarnya.
Lain lagi dengan Bayu (29), guru di salah satu SMK di Cikampek. Dia rela begadang menunggu pembukaan seleksi CPNS. Alhasil, usahanya itu tidak sia-sia. Dia berhasil mendaftar tanpa hambatan, meski baru bisa mendapatkan kartu informasi akun sistem seleksi CPNS nasional sekitar pukul 03.00 WIB. “Alhamdulillah, jam tiga subuh baru bisa dapat kartu pendaftaran,” ujarnya.
Deni Firmansyah, guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) SMKN 1 Tirtamulya mengatakan, penerimaan CPNS ini tidak akan disia-siakannya. “Kesempatan ini akan kami gunakan semaksimal mungkin,” ujarnya.
Meski tahun lalu dia tidak lulus seleksi CPNS. Namun, tidak membuat pesimis atau menyerah, justru membuat guru satu anak ini lebih semangat lagi. “Belajar dari pengalaman. Tahun lalu saya gagal dalam Seleksi Administrasi Dasar. Sekarang, ikutan lagi seleksi CPNS, tidak bakal menyerah selama masih ada kesempatan,” ungkapnya.
Menurutnya, penyeleksian CPNS dilakukan tiga tahap. Tahap pertama seleksi adminstrasi, kedua Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan ketiga tahap Kompetensi Bidang. “Sekarang lagi persiapan administrasi dan belajar materi kebangsaan, umum dan kepribadian, agar bisa melewati tahapan-tahapan tersebut sehingga bisa lolos menjadi CPNS,” terangnya.
Hal senada dengan Januarman Rahadiansyah, guru mata pelajaran TKJ dan Grafika SMKN 1 Tirtamulya. Dia mengaku, meski tahun lalu tidak lolos dalam penyeleksian CPNS, namun tidak membuatnya pesimis atau menyerah. “Tahun ini saya ikutan kembali tes CPNS. Berbagai persiapan tengah dilakukan, mulai dari administrasi persyaratan, sampai belajar kembali untuk lebih memahami lagi materi wawasan umum, kebangsaan dan kepribadian, agar bisa lolos dalam tes CPNS,” akunya.
Semantara itu, Fikrul Waranazrul, guru PJOK SMKN 1 Tirtamulya berharap, dalam penyeleksian CPNS ini bisa netral, jangan ada indikasi lain. Misalnya, terjadi penyuapan atau nepotisme. “Penyeleksian CPNS juga harus melihat dari masa kerja dan instansi. Misal, jika mengabadi sudah lama di sekolah A, maka ditempatkannya juga di sekolah A. Sebab, sudah mempunyai pengalaman dan kompetensi yang mumpuni dengan yang baru mengajar,” pungkasnya. (nce/acu/psn)