HEADLINEKarawang

Bisnis Online Tren di Kalangan Mahasiswa

UNTUNG PULUHAN JUTA: Mila Kamilah, mahasiswa UBP yang jadi jutawan sejak jualan online. Omzet produk fashionnya mencapai puluhan juta rupiah per bulan.

Omzet Tidak Menentu Sampai Puluhan Juta Rupiah

KARAWANG, RAKA – Bisnis online menjadi primadona bagi kawula muda, terlebih semakin canggihnya teknologi dan berkembangnya platform marketplace online. Kemudahan dalam berbisnis online memungkinkan mereka sebagai pekerjaan sambilan di sela kesibukan. Namun tak sedikit juga yang menjadikannya sebagai mata pencarian utama.

Salah satu pelaku bisnis online di Karawang, Santi Ayu Rachmawati (22) memiliki usaha sambal dengan berbagai varian rasa. Ia memproduksi sendiri produknya dan memilih menjualnya melalui sosial media, dengan target konsumen adalah pengikut di akun sosmednya. Cara tersebut menurutnya lebih cepat untuk mempromosikan produknya, ketimbang menjualnya secara offline. “Paling kalau offline ke teman-teman kampus,” tuturnya kepada Radar Karawang, Senin (13/1).

Santi yang masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mengaku baru menjalani usahanya sejak Juli 2019. Omzet penjualannya belum menentu, karena belum mempunyai pasar yang luas. Sebenarnya dia juga memasarkan produknya di platform marketplace ternama, namun belum cukup efektif. “Mungkin orang mikirnya ngapain beli sambal via online, jadi dekat-dekat banyaknya langsung ketemuan yang mereka juga tau dari sosmed,”
katanya.

Pelaku bisnis online lainnya, Mila Kamilah (21) sudah dua tahun menjadi suplier produk fashion lokal ternama yang dipasarkan melalui sosial media. Mahasiswa tingkat akhir Universitas Buana Perjuangan (UBP) ini mengaku dalam sebulan, omzetnya mencapai puluhan juta rupiah. “Keuntungannya untuk biaya kuliah dan sehari-hari, dan bisa membantu membahagiakan orang tua,” ujarnya.

Bunga Adi Putranti (32), memiliki usaha masakan nusantara yang dimulainya sejak tahun 2017. Awalnya dia memiliki kedai di daerah Cikampek, namun hanya bertahan satu tahun karena sepinya pembeli. “Boro-boro untung, yang ada buntung,” ungkapnya.

Akhirnya dia memilih untuk memasarkan produknya melalui platform marketplace yang ternyata konsumennya sangat ramai dan di luar dugaan. Omzetnya saat ini mencapai Rp1 juta. Jauh lebih besar ketimbang sebelumnya tanpa harus menyewa kios, yang pertahunnya mencapai Rp60 juta. “Sedih kalau inget mah. Alhamdulillah Kedai Tono masih berjalan sampai detik ini,” ucapnya.

Bermacam jawaban dilontarkan mengenai wajib pajak dari usaha bisnis online. Misalnya Bunga, merasa usahanya belum kena wajib pajak karena masih merupakan usaha kecil atau menengah. Sementara Santi tidak mengetahui aturan mengenai wajib pajak bagi pelaku usaha, dia juga merasa usahanya masih terlalu kecil untuk dikenai wajib pajak. Sedangkan Mila nampak enggan menjawab pertanyaan ini. (cr5)

Related Articles

Back to top button