Antisipasi Bahaya Tegangan Listrik PLN Edukasi Warga Desa Wanasari
KARAWANG, RAKA – Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengadakan kegiatan sosialisasi terkait bahaya listrik dan keamanan di sekitar listrik bagi masyarakat di Desa Wanasari, Kecamatan Telukjambe Barat.
Ayat Firmansyah, Manager Unit Layanan Transmisi dan Gardu Listrik menyampaikan, sosialisasi ini untuk mencegah adanya permasalahan dan kerugian akibat permasalahan listrik. “Hari ini kita sedang mengadakan sosialisasi tentang bahaya listrik, keamanan sekitar listrik di Desa Wanasari, Kabupaten Karawang. Sebenarnya dari sisi PLN mengadakan sosialisasi ini justru kita mencegah bahaya yang timbul. Biasanya masyarakat kalau ada masalah tidak konsultasi dengan PLN,” ujarnya, Minggu (12/5).
Di Desa Wanasari tepatnya di sekitar Masjid Jami Al Barokah sering terjadi pemadaman listrik. Pemadaman tersebut diakibatkan oleh adanya gangguan yang terjadi di tower. Ketika itu terjadi, maka akan langsung disampaikan kepada divisi distribusi untuk dilakukan perbaikan. “Sebenarnya ada dua tipe pemadaman, pertama pemadaman akibat gangguan dan ke dua yang di rencanakan. Kalau yang sudah di rencanakan sudah kita sampaikan melalaui berbagai media, kalau akibat gangguan yang kita tidak bisa prediksi. Tindakan kami dengan perbaiki titik tower yang mengalami gangguan, ke dua kalau gangguan disisi TM akan kami tindaklanjuti ke teman-teman di bidang distribusi supaya pemadaman tidak terlalu lama,” tambahnya.
Kemudian untuk warga yang mempunyai rumah di bawah SUTT maka wajib memperhatikan jarak aman. Jarak aman untuk bangunan tidak bergerak di sisi 150 kv dapat berada di titik sejauh 5 meter, kemudian untuk di sisi 500 kv dapat berada di titik sejauh 9 meter. Meski begitu Ayat tetap menghimbau untuk tidak membangun rumah di bawah tower listrik. “Jika ada rumah di bawah SUTT dan lahan mereka, maka PLN tidak berhak untuk melarang. Tetapi dari sisi PLN, jarak aman untuk bangunan tidak bergerak di sisi 150 kv itu ada di 5 meter dan bangunan di sisi 500 kv itu 9 meter kalau masyarakat mematuhi itu silahkan untuk membangun tetapi kalau bisa dihindari sebaiknya dihindari,” jelasnya.
Ia pun menerangkan untuk konsleting listrik yang terjadi pada tegangan listrik diakibatkan oleh adanya dua kawat yang bergesekan. Tidak hanya itu konsleting listrik pun sering terjadi di rumah warga, hal ini diakibatkan oleh pemakaian alat elektronik yang kurang baik. Ia memberikan himbauan kembali agar masyarakat dapat memperhatikan peralatan listrik yang akan digunakan. “Korsleting di tegangan tinggi akibat adanya aktivitas yang benangnya menggunakan kawat, antara kawat satu dan kawat dua terjadi hubungan singkat dan mengakibatkan padam. Konsleting di sisi konsumen biasanya diakibatkan oleh peralatan listrik yang digunakan mereka, saat ada setrika dan kabelnya nge slop maka terjadi gangguan. Ini yang harus di waspadai, peralatan yang akan digunakan harus diperhatikan terlebih dahulu,” terangnya.
Kepala Dusun Wanasari, Ropi Supriatna mengungkapkan, pemadaman listrik di wilayah tersebut terjadi sebanyak 3 kali dalam satu bulan. Pemadaman itu tidak dialami oleh semua masyarakat, melainkan hanya terjadi di beberapa rumah saja. Adanya sosialisasi tersebut membantu masyarakat untuk bisa menyampaikan pengaduan secara langsung. “Alhamdulillah masyarakat jadi bisa diskusi, lebih tahu lagi tentang pengaduan dan informasi terbaru. Jadi masyarakat bisa lebih cepat tanggap ketika ada permasalahan di tenaga listrik. Cukup sering, satu bulan ada 3 kali pemadaman listrik. Pemadaman di jalur tertentu saja tidak semua masyarakat. Di jalur yang dekat masjid. Keinginannya untuk PLN supaya sering mengadakan kegiatan seperti ini supaya mereka bisa cepat melakukan pengaduan,” tutupnya. (nad)