Cegah Kasus Stunting Terbaru Muncul
KARAWANG, RAKA – Kasus stunting di Karawang saat ini masih jadi perhatian. Pemerintah menargetkan stunting turun sebesar 8 persen.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat Fazar Supriadi Sentosa menyampaikan, aplikasi Elsimil 2.0 saat ini telah dimasukkan kategori ibu hamil di dalam aplikasi. Ia menyampaikan, hal ini untuk mengkontrol dan memberikan pendampingan kepada calon pengantin, ibu hamil. Kemudian untuk mengambil langkah dengan cepat ketika terdapat masyarakat yang menderita anemia. “Kalau yang pertama itu cuma ada calon pengantin aja, versi yang terbaru sudah dimasukkan ibu hamil juga. Semuanya sama untuk pemanfaatan, ketika sudah didampingi saat ada yang melakukan pernikahan sebanyak 100 maka yang di dampingi juga akan sama dengan jumlah keseluruhan. Semua terkontrol, misal ada gejala anemia bisa langsung cepat diketahui dan diambil tindakan,” ujarnya, Selasa (5/9).
Ia menambahkan, harapan utama untuk mencegah adanya kasus stunting terbaru. Ia memberikan apresiasi untuk program yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang untuk menurunkan angka stunting. Ia berharap agar stunting di Karawang dapat menurun kembali. “Harapan yang utama itu mencegah stunting agar stunting tidak bertambah lagi. Kalau di Karawang luar biasa untuk program percepatan penurunan stunting salah satunya dengan berjalannya Bapak Asuh Anak Stunting kemudian yang laiinnya seperti sanitasi, pemberian air bersih, tablet tambah darah. Mudah-mudahan tahun ini bisa mencapai angka 8 persen,” tambahnya.
Asisten Daerah I Eka Sanatha mengungkapkan, pada Selasa (5/9) pagi pemerintah daerah mendapatkan bantuan dari dua perusahaan untuk 250 stunting. Ia menegaskan akan melakukan evaluasi untuk program yang belum berjalan dengan baik. “Tahun 2023 program sudah jalan tinggal mengevaluasi hal yang belum sempurna dan target harus kita kejar terus. Alhamdulillah tadi pagi kita mendapatkan bantuan dari Indomaret dan Bebelac untuk 250 anak stunting,” ungkap Eka.
Sementara itu, Kepala DPPKB Karawang, Sofiah mengungkapkan, berdasarkan data e-PPBGM prevalensi di Karawang pada Agustus 2022 sebesar 1,69 persen. Kemudian untuk data di SSGI sebesar 14,80 pada tahun 2022. Ia pun hingga sekarang terus melakukan pembentukan Poktan di masyarakat sebagai upaya mengurangi stunting. “Untuk data prevalensi di Karawang saat ini berdasarkan e-PPBGM pada Februari tahun 2022 sebesar 1,93 persen menurun menjadi 1,69 pada Agustus tahun 2022. Data di SSGI tahun 2021 sebesar 20,60 persen menjadi 14,80 di tahun 2022. Jumlah absolut balita stunted di Februari 2023 ada 2.779, target SSGI Kabupaten Karawang tahun 2024 sebesar 8 persen. Peran kami senantiasa hadir dalam masyarakat untuk membentuk kelompok kegiatan yang insya Allah menyisir semua golongan usia keluarga berupa poktan dengan program Bangga Kencana. Semua akan bergerak ke arah percepatan penurunan stunting di Karawang,” tutupnya. (nad)