KARAWANG

Dari Hobi Jadi Cuan

Alvin Ngerti Macam-macam Ayam

KARAWANG, RAKA – Lelah seharian bekerja biasanya membutuhkan istirahat, melihat pemandangan hijau, menikmati alunan musik, melihat ikan di akuarium. Namun, ayam hias juga bisa jadi penyegar saat kita sedang capek atau penat. Alvin Noviansyah (21) misalnya, dia salah satu pecinta sekaligus membudidayakan ayam hias. Pemuda yang tinggal di Perumnas Adiarsa, Jalan Cisokan nomor 5, Adiarsa Barat, Karawang Barat, ini bersama sang ayah Dae Kusriana beternak ayam hias memanfaatkan pekarangan di belakang rumahnya. “Baru ada tiga jenis, ayam kate ceper itu yang asli Indonesia, ayam kapas, terus batan cochin,” ucap Alvin.

Ia menturkan, sang ayah memang sudah sejak lama hobi memelihara ayam hias, namun baru setengah tahun ini menernakkan dan mengkomersilkannya. Saat ini ia punya dua pasang indukan ayam kapas, empat ekor ayam batan cochin, dan enam ekor ayam kate. Total ada sekitar 50 ekor ayam hias di pekarangan rumahnya jika dihitung dengan anakan. “Menariknya itu warnanya, bentuknya, dan masih jarang orang pelihara,” tuturnya.

Menurut Alvin, ayam hias asli Indonesia sebetulnya memiliki warna yang lebih bagus. Hanya saja orang kerap cuek dan mengawinkan silang dengan ayam biasa. Hal itu mempengaruhi hasil anakannya yang cenderung berkurang keindahannya. Dan yang disayangkan jumlah ayam hias lokal yang asli bukan peranakan kawin silang ini kian hari semakin langka. Beda halnya dengan ayam hias dari luar negeri, menurutnya orang di luar sana betul-betul mempertahankan keaslian ayamnya tanpa kawin silang. “Kayak ayam black sumatra, ayam blue sumatera, atau kalau di Sundanya ayam canghegar, itu aslinya bagus-bagus banget,” tuturnya lagi.

Ayam kate ceper memiliki keunikan pada kakinya yang mungil tak lebih dari 4 cm, ayam ini juga cukup sulit didapat. Sebab dari 10 anakan kemungkinan hanya dua ekor yang ceper atau bahkan tidak ada sama sekali. Ayam ini juga memiliki warna bulu yang indah. Sedangkan ayam kapas sesuai dengan namanya memiliki bulu yang halus sampai ke kakinya. Ayam ini sebenernya berwarna hitam pekat bahkan juga lidahnya. Hanya saja bulunya baik itu berwarna putih, coklat, maupun krem menutupi hampir semua bagian tubuhnya. Keunikan lainnya dari ayam kapas adalah jumlah lima ceker di setiap kakinya, lebih satu ketimbang ceker ayam pada umumnya.

Adapun ayam batan cochin tubuhnya mungil seperti ayam kate, hanya saja ayam ini tidak memiliki bulu ekor. Bulu-bulunya pun lebih halus dan menjalar sampai ke kaki. “Kita melihara binatang itu untuk penyegar mata, jadi setiap habis kerja atau belajar misalnya bersihin kandang, ada kesenangan tersendiri. Setiap orang punya kesenangannya masing-masing,” ucapnya.

Ayam hias tentunya memiliki nilai ekonomis, sebab itulah ia menyarankan sang ayah untuk mengkomersilkannya. Hal ini mengingat Dae tak lama akan pensiun, memelihara ayam hias di masa istirahat tentunya pilihan tepat untuk mengisi waktu, apalagi jika menambah pendapatan. Memang betul orang bilang bahwa pekerjaan yang paling mengasyikan itu hobi yang dibayar. (psn)

Related Articles

Back to top button