Distribusi Gas Melon tak Tepat Sasaran
Warga Tolak Kenaikan Harga
KARAWANG, RAKA – Pemerintah berencana menaikan harga gas 3 kilogram (Kg) atau gas melon. Namun, kenaikan ini dinilai akan memberatkan masyarakat.
Beberapa hari ini, ramai diperbincangkan menganai rencana pencabutan subsidi gas 3 Kg oleh pemerintah pusat. Pencabutan subsidi itu akan berpengaruh terhadap kenaikan harga terhadap salah satu komoditas pokok bagi masyarakat itu. “Katanya bakalan naik nyampe harga Rp45 ribu sampai Rp50 ribu,” kata Rasim, warga Kelurahan Karangpawitan, Senin (20/1), kepada Radar Karawang.
Warga lain Cucu (42) juga mengaku telah mendengar kabar akan adanya kenaikan harga gas melon itu. Sebagai masyarakat ia keberatan jika kenaikan harga tersebut sangat melonjak. Sampai diangka Rp40 bahkan Rp50 ribu. “Ya kalau naik sampai harga segitu mah kita keberatan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karawang Ahmad Suroto mengatakan, pihaknya belum mendapatkan tembusan atau surat edaran mengenai wacana pencabutan subsidi gas melon. “Belum ada ke pemerintah daerah. Tidak ada surat edarannya. Kalau ada pasti sudah disosialisasikan,” kata Suroto.
Menurutnya, permasalahan gas yang saat ini menjadi sorotan Disperindag ialah kurang tepat sasaran distribusi dan penggunaan gas melon. Saat ini ia tengah membentuk kembali tim monitoring terhadap distribusi gas melon di Karawang. “Saya lagi evaluasi tim monitoring, tadi sudah rapat. Mau dibentuk lagi karena yang dulu SK nya sudah lama,” kata dia.
Diteruskannya, batas pelaku usaha yang berhak menggunakan gas melon ialah pelaku usaha dengan modal kurang dari Rp50 juta. Sementara untuk pengusaha dengan modal lebih dari 50 juta sudah tidak diperbolehkan. “Kalau warteg itu masih boleh. Terkecuali kalau rumah makan besar ya nggak bisa. Sanksinya pidana,” tegasnya.
Ia menambahkan, di Karawang terhitung ada 60 agen dan 300 lebih pangkalan. Tim monitoring juga nantinya akan memantau alur pendistribusian gas sehingga yang diterima oleh masyarakat tidak semahal saat ini. “Iya memang HET nya Rp16 ribu. Tapi kita tidak tahu dimana yang mainnya, sehingga nyampe ke masyarakat dengan harga Rp25 ribu,” pungkasnya. (nce)