Djoerig Salawe
BERTEMU POCONG: Salah satu adegan dalam film Djoerig Salawe yang mengisahkan pertemuan pocong dengan salah satu pemeran.
Kisah Nyata yang Digarap Orang Karawang
KARAWANG, RAKA – Kekayaan yang didapat dengan cara tidak wajar akan berakhir dengan cara tidak wajar pula, begitulah pesan moral yang disampaikan dalam film Djoerig Salawe. Film ini berdasarkan kisah nyata yang pernah digarap oleh dr. Robby Sp.M., orang Karawang asli yang juga bertindak sebagai produser eksekutif dalam proses pembuatan film ini.
Jika melihat dari judulnya, jelas ini adalah film yang menceritakan kisah horor, djoerig (jurig) sendiri dalam bahasa Sunda berarti mahluk halus atau memedi, sedangkan salawe berarti 25, nomor togel keberuntungan pada kisaran tahun 1970 sampai 1980-an. Djoerig Salawe memang mengisahkan seseorang yang berburu mahluk halus untuk meminta nomor togel demi mendapatkan kekayaan. “Menariknya ini diangkat dari peristiwa yang pernah terjadi, dan dialami oleh salah satu tokoh yang ikut bermain dalam fim ini. Sangat lekat dengan budaya-budaya masyarakat yang suka datang ke dukun, yang masih mempercayai peristiwa-peristiwa mistis,” ungkap Putri Cut selaku produser film ini, Rabu (12/2).
Meski banyak adegan-adegan penuh ketegangan dan mengejutkan, bahkan diantaranya terdapat set-piece jump-scare yang akan mengagetkan penonton, namun Djoerig Salawe dibalut dengan komedi yang menggelitik. Tentunya juga agar penonton juga bisa merasa terhibur dengan kelucuan, komikal maupun slapstick yang ditawarkan dalam film ini. Melalui poster dan teaser film Djoerig Salawe sudah bisa dilihat kelucuan sekaligus atmosfer kisah horor.
Film yang akan tayang di bisokop 26 Maret 2020, ini sepertinya memang menjadi daftar film layar lebar yang wajib ditontotn. Selain ceritanya yang unik dan menarik, MBK Picture juga menghadirkan kelucuan para bintang komedi. Sebut saja peran lurah yang dimainkan Joe P Project, komika Anyun maupun Aming yang sudah tak asing lagi di dunia komedi. Belum lagi kelucuan Fico Fachreza, Mongol maupun Babe Cabita. Bintang-bintang jelita seperti Nadine Alexandra, Mega Carefansa, Gabriella Desta juga turut ambil peran dalam film ini.
Mengenai judul film yang menggunakan ejaan lama, Putri Cut menyampaikan penggunaan kata tersebut terkesan seksi. Selain itu juga menjadi merepresentasikan bahwa cerita yang diangkat berdasarkan peristiwa yang terjadi pada tahun 1978. Tak ayal jika setting waktu dan latar cerita film ini memperlihatkan suasana penghujung tahun 70-an. (cr5)