Emak-emak Bentuk Kelompok Tani
BERKUMPUL: Emak-emak Telukmungkal, Kelurahan Tanjungmekar, Kecamatan Karawang Barat, membentuk kelompok wanita tani (KWT) Dewi Pohaci, Minggu (1/11).
KARAWANG, RAKA – Warga Telukmungkal, Kelurahan Tanjungmekar, Kecamatan Karawang Barat, membentuk kelompok wanita tani (KWT) Dewi Pohaci, Minggu (1/11). Dibentuknya KWT ini guna memberdayakan wanita setempat terutama dalam bidang pertanian.
Penggagas KWT Dewi Pohaci Sutono menuturkan, dibentuknya kelompok ini berawal dari aktivitasnya bercocok tanam di bantaran sungai Citarum. Ia memanfaatkan lahan seluas 2000 meter persegi milik kerabatnya. Aktivitasnya ini juga mendukung program Citarum Harum, serta upaya mencegah banjir yang kerap terjadi di kampungnya akibat luapan Citarum.
Dari aktivitasnya inilah terbesit untuk mengajak warga setempat khususnya para ibu rumah tangga untuk terlibat. Sebab itulah ia menggagas KWT yang nantinya juga turut mengelola lahan tersebut. Gagasan ini ternyata disambut baik oleh warga. “Warga dikumpulkan, Alhamdulillah responya bagus, ya intinya KWT ini untuk menyuburkan lingkungan,” tuturnya.
Tono mengatakan, di awal pembentukannya terdapat 22 orang yang menjadi anggota KWT Dewi Pohaci. Nantinya mereka juga akan bercocok tanam dan mengadakan berbagai pelatihan. Pemerintah desa setempat juga mendukung gerakan ini dengan memberikan bantuan sejumlah media tanam beserta bibitnya. “Seengganya nanti untuk kebutuhan dapur mereka gak usah beli, mau cabai misalnya tinggal petik, jadi tidak mengandalkan uang dari suami,” ucap Tono.
Ia ingin kedepannya KWT Dewi Pohaci dapat menjalankan berbagai program yang produktif dan bermanfaat bagi lingkungan. Ia juga berharap para ibu rumah tangga dalam kelompok ini selalu kompak. Selain itu, ia juga berharap akan ada banyak program dan bantuan dari pemerintah untuk mendukung gerakan mereka.
Aktifis lingkungan Rodiah mengapresiasi keinginan warga membentuk KWT Dewi Pohaci. Ia yang juga menjadi pendamping KWT ini berpesan agar para pengurus dan anggota dapat bekerja dengan baik, alih-alih hanya diam saja setelah pembentukan. “Bagus sekali, kan prinsipnya tanam apa yang kalian makan, makan apa yang kalian tanam, jadi mandiri kembali seperti jaman dulu,” pesannya. (din)