Gerindra Usung Kader Sendiri Lawan Cellica
TEMUI KONSTITUEN: Ihsanudin berdialog dengan warga Desa Kendaljaya, Kecamatan Pedes.
KARAWANG, RAKA – Delapan kursi yang diperoleh Gerindra di pemilu legislatif (pileg) lalu menjadi modal awal untuk memenangkan pemilihan kepala daerah (pilkada) tahun ini. Gerindra sudah memutuskan akan mengusung kader sendiri.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari partai Gerindra Ihsanudin mengatakan Gerindra tidak akan menjadi penonton di Pilkada Karawang nanti, apalagi perolehan suara Gerindra di pileg sangat signifikan. Hal ini bisa menjadi tolak ukur kekuatan Gerindra untuk memenangkan pilkada. “Perolehan suara Partai Gerindra unggul di Kabupaten Karawang dan kami pastikan akan solid mendukung kader sendiri,” tegasnya saat ditemui wartawan di sela-sela Reses II, Senin, (2/3) di Desa Kendaljaya, Kecamatan Pedes.
Saat masa penjaringan, ada beberapa figur yang daftar ke partai Gerindra, tapi partai ini akan mengusung kadernya sendiri yaitu Gina Fadlia Swara. Menurut Ihsan, pengalaman Gina di DPRD provinsi bisa digunakan untuk membangun Karawang. “Soal calon bupati dari Partai Gerindra, saya pastikan pilih Teh Gina saja. Selain berpengalaman sebagai anggota dewan provinsi, beliau kerjanya nyata, tidak omdo (ngomong doang). Yang paling penting Teh Gina dekat dengan rakyat dan memiliki visi untuk membangun kemajuan di Karawang tercinta,” ucap anggota DPRD dari daerah pemilihan Karawang dan Purwakarta ini.
Ihsanudin menilai, kinerja Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana tidak terlihat. Visi kepemimpinan Cellica di Karawang tidak jelas, sehingga pembangunan di Karawang tidak tertata dengan baik. “Soal Cellica, beliau kan pernah menjabat wakil bupati dan periode ini menjalani sebagai bupati tetapi PR (pekerjaan rumah) malah semakin besar. Artinya, Cellica tidak memiliki kejelasan visi ke depan untuk Karawang lebih baik,” ucapnya.
Bagaimana tidak, tambahnya, tata ruang dan tata kelola pembangunan semakin semeraut, akibatnya masalah banjir tidak terantisipasi secara cepat, belum lagi masalah tumpukan sampah dimana-mana, polusi udara dan limbah pabrik yang selalu mencemari lingkungan, kota ini menjadi sangat kotor. “Pengangguran di Karawang membludak, kawasan pertanian semakin mengecil, sehingga Karawang tidak pernah swasembada beras lagi, ini kan konyol. 2020 ganti Bupati Karawang,” pungkasnya. (asy)