Gesekan Biola Menenangkan
Butuh Latihan Tekun
KARAWANG, RAKA – Tidak sembarangan orang bisa menggesek biola. Selain ketekunan, juga harus memiliki rasa seni yang kuat agar bisa menguasai alat musik tersebut. Biola juga tidak hanya menghasilkan alunan nada yang indah, tapi juga menjadi alat perjuangan yang pernah dilakukan oleh W.R Soepratman.
Adang Suganda, pemain sekaligus perajin biola yang eksis di Karawang mengatakan, lewat gesekan biola, WR Soepratman mempersatukan Indonesia melalui lagu yang diciptakannya.
Pria berusia 68 tahun yang akrab disapa Abah Adang ini menceritakan, keterbatasan ekonomi membuatnya berproses kreatif dengan membuat biolanya sendiri. Berawal dari situlah ia menjadi perajin biola di rumahnya, Dusun Karang Tengah RT 012 RW 003, Kelurahan Plawad, Kecamatan Karawang Timur. Sejak saat itu juga ia mulai mengajar biola di sejumlah sekolah. Bahkan kediamannya pun kerap menjadi tempat latihan bermain biola, terutama binaannya yang tergabung dalam Rampak Viul Karawang. Sampai saat ini ia masih aktif mengajar biola di sejumlah sekolah, mulai dari tingkatan PAUD sampai SMA.
Biola hasil karya Abah Adang dijualnya sesuai dengan kemampuan anak didiknya. Ia ingin minat anak-anak tersebut bukan hanya sekadar bisa mengenal biola namun juga memilikinya. Hal ini sebagai upaya memasyarakatkan biola yang kerap dianggap sebagai seni musik yang eksklusif dan mewah.
Ia menuturkan, dalam budaya masyarakat Jawa Barat biola disebut piul, serapan dari kata viool yang berarti biola dalam bahasa Belanda. Biola pun dapat mengiringi lagu Sunda tanpa mengubah nada dasarnya yang dalam kesenian Sunda disebut madenda. “Selain mengenang sejarah, juga melestarikan budaya rampak piul (bermain biola bersama),” ujarnya.
Akbar Mubarok, guru seni SMK Muhammadiyah 1 Cikampek mengatakan, butuh ketekunan untuk berlatih biola agar menjadi mahir. Mulai dari menggosok busur dengan damar, mengatur nada biola, hingga cara menggesek dan memainkan not. “Dan yang tak kalah penting harus dari hati latihannya,” ungkapnya.
Ia menceritakan, dirinya pernah merusak satu biola saat belajar menguasai alat musik tersebut. Menurutnya hal itu terbayar dengan kemampuannya memainkan biola. “Butuh kerja keras dan kesabaran. Kalau sudah bisa, pasti sangat menikmati memainkan biola,” tuturnya. (din/psn)