KLARI, RAKA- Sebanyak 12 perusahaan yang berada di Desa Walahar, Kecamatan Klari harus gulung tikar. Hal tersebut karena tingginya Upah Minimum Regional (UMR) dan krisis ekonomi pasca Covid-19.
Sekertaris Desa Walahar, Yoyon mengatakan, sebelum Covid-19 di wilayah Desa Walahar terdapat 28 perusahaan tetapi di tahun 2024 hanya tinggal 16 perusahaan saja yang masih bertahan. “Sekarang tinggal 16 perusahaan dari 28 perusahaan lebih yang terdaftar di data desa Walahar. Itu juga saat ini ke 16 perusahaan sudah banyak yang tertatih- tatih. Kadang produksi, kadang libur panjang,”terangnya, Senin (9/9).
Menurutnya, adapun penyebab utama dari banyaknya perusahaan yang gulung tikar adalah UMR yang cukup tinggi dan krisis ekonomi yang terjadi setelah Covid-19. Karena bagaimanapun dampak dari Covid-19 sampai 2024 masih sangat terasa. “Kebanyakan perusahaan di Desa Walahar adalah perusahaan kecil bukan perusahaan besar seperti di kawasan. Hanya ada 2 perusahaan saja yang dikatagorikan perusahaan bonafit yaitu PT. Calbe Wings dan ABC grup,” jelasnya.
Dijelaskannya, dari 12 perusahaan yang gulung tikar tidak semuanya murni gulung tikar tetapi terdapat beberapa perusahaan yang pindah lokasi ke daerah yang UMR cukup murah seperti di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. “Dulu ada DSI yang termasuk perusahaan besar dan mampu menampung karyawan cukup banyak tetapi saat ini sudah pindah ke daerah Jawa Tengah,” ujarnya.
Diharapkannya, harus ada solusi terbaik untuk permasalahan keberadaan perusahaan di Kabupaten Karawang khususnya di desa Walahar. Karena dengan keberadaan PT sangat membantu perekonomian bagi masyarakat. “Saat ini masyarakat tentunya membutuhkan gajih yang besar, karena semua harga kebutuhan pokok cukup tinggi. Di sisi lain perusahaan juga ingin menggaji sesuai kemampuan pabriknya, jadi harus ada win win solusion,” tutupnya. (zal)