ABG Jual Diri Demi Gaya Hidup
-Paling Muda Berusia 15 tahun
KARAWANG, RAKA – Dunia prostitusi di Kabupaten Karawang kini tidak hanya dilakoni oleh perempuan dewasa, tapi juga ABG. Pada umumnya Pekerja Seks Komersial (PSK) yang rata-rata berasal dari kalangan remaja perempuan, menjadi daya tarik tersendiri dalam dunia prostitusi. Usia yang masih muda, kinyis-kinyis, dan harga yang tidak begitu jauh dengan para seniornya, menjadi buruan para lelaki bejat atau dikenal dengan hidung belang.
Pergaulan bebas dan tingginya kebutuhan menjadi alasan tersendiri sejumlah pelajar nekat untuk menjajakan diri. Mereka menjalankan prostitusi dengan menjajakan diri melalui jaringan aplikasi online atau lewat pertemanan, kemudian eksekusi di sebuah kos hingga hotel murah.
MI (16) misalnya, mengaku tergiur dengan hasil yang didapat dengan menjual diri kepada pria hidung belang. Pelanggannya pun mulai dari sesama ABG hingga pria dewasa. “Paling murah Rp300 ribu, pernah dapet Rp800 ribu buat sekali main, itu enggak sampai 10 menit,” ungkapnya.
Dia mengaku memilih jadi PSK karena mudah mendapatkan uang dibanding melakukan pekerjaan lain. Menurutnya merasa lebih nyaman dengan hasil yang didapat dengan menjual diri. “Bisa beli apapun yang aku mau,” katanya.
Di sisi lain, dia mengaku bisa membantu kedua orangtuanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meski begitu, MI menyebut kedua orangtuanya tidak mengetahui profesi sebenarnya. “Orangtua tidak tahu. Tahunya saya dikasih uang sama pacara saya,” katanya.
Staf Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Karawang Awan Gunawan mengatakan,
usia penjaja seks di Kota Pangkal Perjuangan mulai dari 15 tahun hingga 35 tahun. Motifnya karena gaya hidup. “Adapula karena persoalan ekonomi keluarga,” ungkapnya kepada Radar Karawang, kemarin.
Ia melanjutkan, informasi itu dia peroleh setelah melakukan penjangkauan dan pemberian edukasi ke para PSK. “Selama penjangkauan itu, kami juga memberikan mereka tes HIV secara gratis,” katanya.
Menurutnya, saat mereka diberikan tes HIV ada yang menolak namun ada pula yang menerima.
“Kita tawarkan secara sukarela untuk melakukan tes HIV dan mereka mau ikut, tapi memang ada yang tidak mau ikut,” tambahnya.
Ditanya soal keberadaan mucikari yang memfasilitasi PSK ABG mendapatkan pelanggan, Awan mengaku selama memberikan edukasi tidak pernah ada mucikari yang marah. “Kita tidak pernah dikejar mucikar, termasuk saat memberikan edukasi di tempat terbuka seperti sisi rel,” katanya.
Dia menambahkan, saat ini para penjaja seks tersebut tidak terlalu terbuka karena ada aplikasi yang memfasilitasi mereka. “Sekarang lebih tertutup karena ada aplikasi,” katanya. (nad/psn)