HEADLINE
Trending

Alami Kekeringan Petani Purwakarta Terancam Gagal Panen

PURWAKARTA, RAKA – Sebagian besar wilayah Kabupaten Purwakarta dalam beberapa bulan terakhir tidak terguyur hujan. Akibatnya, terdapat banyak lahan sawah warga yang mengalami kekeringan karena minimnya ketersediaan air. Seperti areal sawah di Kelurahan Tegal Munjul, Kecamatan Purwakarta salah satunya. Dimana, sawah milik petani yang baru ditanam padi dua bulan lalu itu, kini terancam mati karena kekeringan. Selain mengeluhkan sawahnya yang kering, petani juga mengeluhkan sulitnya mendapat pupuk bersubsidi.
Salah satu petani, Ujang Mulyana (43) mengeluhkan bahwa dengan jarangnya turun hujan mengakibatkan sawah miliknya menjadi kering. Jika kondisi itu terus berlanjut, tanaman padi yang saat ini telah menginjak usia dua bulan itu akan mengalami kerusakan, bahkan hingga mengalami gagal panen. “Air dari mana, kan hujannya gak ada, irigasi juga jauh terus sama mulai kering,” ucapnya, Rabu (31/7).
Ia mengatakan, meski telah ada informasi bahwa untuk mengantisipasi kekeringan telah dilakukan pengadaan pompa air dan pembuatan embung-embung air di sejumlah lokasi. Namun menurutnya, pengadaan tersebut dinilai tidak jelas. “Katanya anggarannya gede, sampe miliyaran. Tapi saya mah gak tahu, ini buktinya sawah saya kering,” ujarnya.
Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin itu gambaran petani di wilayab Tegal Munjul, Purwakarta. Pasalnya, setelah kesulitan air, petani juga merasa kesulitan dengan persayaratan pupuk bersubsidi yang dinilai merepotkan.
Hal itu disampaikan oleh petani lainnya, Haris Supriadi (43). Menurutnya, prosedur bantuan terhadap masyarakat kalangan bawah, khususnya petani seharusnya dapat dilakukan dengan cara yang lebih mudah. “Sekarang udah masuk waktu pemupukan. Pupuk subsidi repot syaratnya, harus ada kartu tani, bawa KTP, KK sama harus di foto,” ungkapnya.
Haris menjelaskan bahwa para petani biasa membeli pupuk bersubsidi kisaran harga Rp250 ribu perkwintal, sedangkan untuk pupuk non subsidi seharga Rp300 ribu perkwintal. “Mendingan pupuk subsidi lebih murah, bedanya lumayan,” jelasnya.
Ia menambahkan, sebagai petani dirinya berharap pihak terkait dalam hal ini pemerintah daerah setempat segera turun tangan menanagani keluhan petani yang sulit mendapat pasokan air dan pupuk bersubsidi. “Kalau kelamaan begini terus, pasti gagal panen,” pungkasnya. (yat)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Verified by MonsterInsights