HEADLINE

Anak-anak Bisa Kena Hipertensi,Pengaruh Gaya Hidup

KARAWANG, RAKA- Dulu, tekanan darah tinggi atau hipertensi umumnya dialami oleh para lansia atau di atas usia 50-60 tahun. Kini, di era modern dengan segala kemudahan teknologi, hipertensi mulai mengancam usia muda, bahkan anak-anak. Mereka yang kegemukan, lebih berisiko dan berpotensi mengalaminya.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di European Society of Cardiology’s European Heart Journal, para ahli jantung merekomendasikan bahwa memperkenalkan gaya hidup yang lebih sehat harus dilakukan oleh keluarga secara keseluruhan. Misalnya bersepeda dengan keluarga atau berjalan kaki. Makalah tersebut merinci tekanan darah tinggi atau hipertensi pada anak-anak dan remaja berusia 6 hingga 16 tahun. Ahli mengatakan peningkatan jumlah anak-anak yang terkena hipertensi sangat memprihatinkan. “Orang tua adalah agen perubahan yang signifikan dalam mempromosikan perilaku kesehatan anak-anak. Sangat sering, tekanan darah tinggi dan atau obesitas hidup berdampingan dalam keluarga yang sama,” kata Penulis Profesor Giovanni de Simone, dari University of Naples Federico II di Italia, baru-baru ini.
Para ahli mengungkapkan postur tubuh yang terlalu gemuk menjadi penyebabnya. Orang tua diminta mengevaluasi kebiasaan makan dan olahraga dari waktu ke waktu. Gaya hidup yang tidak banyak bergerak, pola makan yang buruk dan kelebihan berat badan menyebabkan lebih banyak anak memiliki tekanan darah tinggi. Studi sebelumnya telah menemukan bahwa peningkatan obesitas pada masa kanak-kanak, sebagian, bertanggung jawab atas peningkatan tekanan darah tinggi di kalangan orang muda.
Pada anak dengan berat badan normal, sekitar 2 persen memiliki tekanan darah tinggi. Angka untuk anak yang kelebihan berat badan adalah 5 persen, dan 15 persen pada anak yang tergolong obesitas. Para ahli mengatakan diagnosis dini tekanan darah tinggi sangat penting dan merekomendasikan program skrining di kalangan anak-anak dan remaja karena biasanya darah tinggi tidak menimbulkan gejala. Para ahli mengedukasi penekanan pada perubahan perilaku dan pendidikan bagi keluarga di mana anak-anak ditemukan memiliki tekanan darah tinggi.
Tingginya angka pengidap penyakit hipertensi juga banyak terjadi di Kecamatan Kotabaru. Puskesmas Kotabaru mencatat, hipertensi merupakan salah satu penyakit yang termasuk pada 10 penyakit teratas. Untuk terus menekan angka penyakit hipertensi di wilayahnya, Puskesmas Kotabaru membentuk duta hipertensi. “Berawal dari inovasi gerakan cepat mengatasi penyakit kronis, salah satunya hipertensi maka kami bentuk duta hipertensi,” ujar Kepala Puskesmas Ucin Supriyadi.
Duta hipertensi, lanjutnya, merupakan kumpulan dari penderita hipertensi yang melakukan pemeriksaan secara teratur dan peduli mengajak sesama penderita penyakit tersebut, agar bisa dilakukan pemeriksaan secara teratur. “Satu desa dua orang jadi jumlahnya delapan orang, karena Puskesmas Kotabaru cakupannya hanya empat desa,” paparnya.
Setelah dibentuk, tambah Ucin, puskesmas akan memberikan penyuluhan mengenai pola hidup bersih dan sehat, kemudian pemeriksaan dalam dua minggu sekali dan kegiatan program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) yang dilakukan satu bulan sekali. “Kalau ada keluhan bisa sewaktu-waktu. Sasarannya 15 tahun ke atas tempatnya di posyandu atau puskesmas,” paparnya. (nce/jpg)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Verified by MonsterInsights