Deteksi Kasus TBC Rendah, Pemerintah Bakal Adopsi Cara Penanganan Covid-19
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan mulai Januari tahun 2023 pemeriksaan kasus TBC harus mencapai 60 ribu kasus per bulannya. Upaya ini dilakukan untuk mendukung eliminasi TBC tahun 2030.
Caranya dengan menggunakan skrining X-Ray dan pemberian terapi Pencegahan TBC pada kontak Serumah Pasien TBC yang dilakukan secara serentak di 25 Kabupaten atau Kota. Kegiatan testing dan tracing ini, diperkuat dengan diluncurkannya obat daily dose buatan dalam negeri. “Saya minta mulai Januari 2023, penemuan insiden TBC harus mencapai 60 ribu per bulan by name by address,” kata Budi, Kamis (10/11).
Ia mengatakan bahwa penambahan target ini untuk mendorong laju pemeriksaan TBC yang saat ini masih rendah. Dari target 969 ribu angka insiden TBC di tahun 2021, baru 50-60 persen atau sekitar 500-600 ribu kasus yang ditemukan. Ia membandingkan deteksi kasus TBC dengan laju pemeriksaan Covid-19. Untuk menemukan kasus Covid-19, karena pandemi maka angkanya dapat dikejar dengan cepat. “Kalau dibandingin dengan Covid-19, dalam kurun waktu 18 bulan kami bisa mendeteksi 6,5 juta kasus by name by address. Padahal pemeriksaannya sama-sama pakai molekuler, kalau TBC pakai TCM kalau Covid-19 pakai PCR,” terangnya.
Dengan kompleksitas yang sama, ia menyebutkan bahwa pengendalian TBC dapat mencontoh penanganan pandemi Covid-19. Mulai dari strategi penguatan aktivitas testing, tracing dan treatment (3T) guna mempercepat penemuan kasus aktif di masyarakat. Hal ini penting mengingat TBC merupakan penyakit menular, sehingga mendesak untuk ditemukan dan diobati. “Pada prinsipnya, TBC merupakan penyakit menular, karena itu sistem surveilans baik di level kelurahan, kecamatan, kabupaten atau kota dan provinsi harus benar, kalau hal yang paling dasar sudah benar, nantinya kami bisa bereskan hal pendukung lainnya,” tegasnya.
“Melalui percepatan ini, saya berharap target eliminasi TBC 2030 bisa tercapai. Mengingat waktu yang kita miliki tinggal 7,5 tahun lagi,” tutupnya.
Meminimalisir penyakit TBC, khususnya di Kabupaten Karawang, beberapa waktu lalu komunitas yang fokus menangani TBC STPI-Penabulu melakukan sosialisasi kepada ibu-ibu majelis taklim di Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok. Kegiatan ini untuk mengedukasi masyarakat agar lebih peka lagi terhadap penyakit TBC. “IU Kabupaten Karawang melakukan sosialisasi guna untuk penjaringan penyakit TBC,” kata Finance IU Kabupaten Karawang Nenden Fatmawati.
Sosialisasi ini, lanjutnya, dilakukan juga di beberapa wilayah yang dilihat dari kasus atau kantung terbanyak di wilayah Karawang. IU Kabupaten Karawang STPI-Penabulu mengajak semua masyarakat untuk tetap waspada terhadap penyakit ini karena penyakit TBC sangat cepat menular dan kasus d Karawang sangat banyak. “Semoga pemerintah daerah memberikan perhatian khusus bagi penyakit TBC ini,” pintanya. (asy/jpg)