HEADLINE

Kampung Budaya Bakal Ganti Nama,Jadi Kampung Kreatif Budaya

KARAWANG, RAKA – Nama Kampung Budaya sudah melekat di telinga masyarakat Karawang. Namun, Pemerintah Daerah (Pemda) Karawang, akan mengganti nama tempat tersebut menjadi Kampung Kreatif Budaya dan akan difungsikan tempat bagi pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Karawang.
Abdul Matin Rojak, sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menyampaikan, pergantian nama Kampung Budaya untuk menghidupi dan mengembangkan ekonomi kreatif. “Intinya tidak terlalu banyak masalah, karena kabid kreatif sudah ada jadi kami ingin mengembangkan ekonomi kreatif agar menjadi ciri khas Kabupaten Karawang,” ujarnya, Senin (20/6).
Bukan hanya nama, konsep tempat pun akan berubah. Tempat akan difungsikan bagi pelaku UMKM ekonomi kreatif. Rehabilitasi tempat akan mulai dilakukan pada tahun 2022. Ia tidak menyebutkan nominal anggaran yang digunakan untuk rehabilitasi. “Sampai saat ini ada pembaharuan konsep tempat, karena selama ini image orang tentang kampung budaya sebagai tempat pertunjukkan. Ke depannya akan digunakan untuk pelaku UMKM ekonomi kreatif. Tahun ini akan di rehab, kalau anggaran kami belum begitu pasti,” sambungnya.
Fazriyan Wardani Adhitya, kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disparbud menambahkan, perubahan nama masih dalam proses perubahan Peraturan Bupati. Selanjutnya beberapa elemen akan melaksanakan kolaborasi di tempat tersebut. Akan dibangun Bengkel Kreatif dan gedung Kreatif Center. Gedung tersebut dibangun menggunakan anggaran bantuan dari Gubernur Provinsi Jawa Barat. “Perubahan nama Kampung Budaya ini sekarang masih dalam proses pelaksanaan perubahan Peraturan Bupati. Kemudian beberapa elemen juga akan melaksanakan kolaborasi di sana, nanti akan ada Bengkel Kreatif,” paparnya.
Kemudian ia memiliki harapan agar tempat tersebut dapat menjadi pusat kreatifitas dan bengkel working space bagi masyarakat yang ingin mempelajari ekonomi kreatif. Ada pula harapan agar dapat memotivasi seluruh kepala desa di Kabupaten Karawang untuk membentuk komunitas ekonomi kreatif. Setelah muncul komunitas ekraf dapat mengembangkan desa wisata. “Tempat itu diharapkan semacam pusat kreatifitas ya. Kemudian bengkel working space bagi pelaku ekraf dan masyarakat yang ingin belajar. Pelaku ekraf yang lama bisa menyebarkan kemampuan agar memicu kepala desa membentuk adanya komunitas ekraf di masing-masing desa,” tambahnya.
Ia menjelaskan di bengkel kreatif akan diberikan fasilitas bagi pelaku ekraf. Selain itu akan diberikan pelatihan di sub sektor ekraf. “Bengkel kreatif ini seperti namanya ya di situ ada fasilitas umumnya contoh peralatan untuk membuat griya. Di situ juga ada pelatihan dari pemula sampai tingkat mahir di sub sektor. Sehingga mereka yang awalnya dari hobi menjadi kreasi khas,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Back to top button