KARAWANG, RAKA – Penggunaan alat kontrasepsi Keluarga Berenacana (KB) jenis implan dan Metode Operasi Wanita (MOW) cenderung meningkat, dibanding jenis Intra Uterine Device (IUD). Masyarakat Karawang masih malu dan takut menggunakan metode IUD atau KB spiral.
Veri Andriyati Ketua Tim Bina Kesertaan KB mengatakan kesadaran masyarakat untuk memasang KB sekarang telah mengalami peningkatan. Meski begitu masih mengalami kesulitan dalam pemasangan KB jenis IUD. Faktor penyebab timbul akibat adanya rasa takut dan malu dari masyarakat.
“Masih agak sulit untuk pemasangan IUD dengan beberapa alasan seperti takut, malu. Implan banyak bahkan lebih tinggi, MOW juga cenderung meningkat,” ujarnya Rabu (11/9).
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang akan menyediakan 13.813 akseptor secara gratis di Hari Kontrasepsi sedunia. Veri mengatakan di hari kontrasepsi sedunia ini, pihakanya akan menyediakan 13.813 akseptor. Belasan ribu akseptor itu terdairi dari pil 6.596 butir, kondom 285 picis, implan 796, Intra Uterine Device (IUD) 636, Metode Operasi Wanita (MOW) 76, dan dua akseptor Medis Operasi Pria (MOP).
“Pada intinya sama saja pelayanan mix kontrasepsi dari kontrasepsi jangka panjang dan tidak jangka panjang tetapi momentumnya yang membedakan. Untuk pelayanan Hari Kontrasepsi Sedunia dilaksanakan mulai tanggal 10 sampai 20 September, targetnya 13.813 akseptor,” ujarnya.
Pelayanan dimulai sejak tanggal 10 sampai dengan 20 September, dan perekapan data akan selesai di tanggal 23 September. Semua data akan masuk ke dalam Sistem Informasi Keluarga (SIGA). Kemudian untuk pelayanan pada HUT Karawang akan di data secara manual.
“Pelayanan yang dilaksanakan dari tanggal 1 sampai 13 dilaporkan secara manual dan yang masuk ke SIGA untuk Hari Kontrasepsi Sedunia dicatat mulai tanggal 10 sampai 23 September. Kami baru memulai kemarin dan belum masuk semua,” jelasnya.
Saat masyarakat menghentikan penggunaan KB akan muncul efek samping mulai dari penambahan berat badan hingga masa menstruasi tidak teratur. Setelah 6 bulan hingga 1 tahun, menstruasi akan kembali teratur.
“Efek samping pasti ada semua dan bisa diminimalisir dengan konselling sebelum tindakan dan kita berikan pendampingan oleh teman-teman di lapangan. Untuk hormonal mungkin bisa penambahan berat badan, dan kembali ke masa subur butuh waktu selama 6 bulan sampai 1 tahun setelah dihentikan KB nya. Karena memang fungsi utama mencegah kehamilan dengan meniadakan masa suburnya dan masa subur terjadi setelah menstruasi,” tutupnya.(nad)