PURWAKARTA, RAKA – Puncak musim kemarau membuat sawah milik petani di Desa Citalang, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta mengalami kekeringan. Akibatnya, proses pertumbuhan padi hasil panen tidak maksimal. Tanaman padi juga roboh sehingga petani terpaksa harus melakukan panen dini agar tanaman padi bisa terselamatkan.
Salah satu petani, Inu (58) mengatakan, kemarau panjang membuat kondisi menjadi sulit. Padi yang ditanam di sawahnya mengalami kekurangan pasokan air, sehingga masa pertumbuhan dan hasil panen padi tidak maksimal seperti biasanya. “Ini dapat tujuh karung biasanya, sekarang cuma tiga karung sepotong, iyah sekarang hasilnya habis,” ucapnya, Senin (2/9).
Ia menyebut, kondisi itu telah terjadi sejak awal masa pertumbuhan padi. Kurangnya pasokan air menjadikan tanaman padi tidak kokoh dan roboh, sehingga secara terpaksa dia harus melakukan panen dini. “Belum waktunya, sekitar semingguan lagi, karena padinya roboh, tapi mauk gak mau kita panen. Daripada mati, mending dipanen,” beber Inu.
Inu mengaku, kondisi yang terjadi menjadikan dia mengalami kerugian. Namun dirinya hanya bisa pasrah dan menerima keadaan. “Lumayan lah, kalau ngitung rugi mah rugi banget. Apalagi yang disana, gak panen, gak ada air sama sekali,” ungkap Inu.
Inu menambahkan bahwa saat ini harga gabah padi terbilang cukup tinggi. Namun, hal itu seolah tidak ada artinya jika dibandingkan dengan hasil panen yang sedikit. “Kalau gabah mah lumayan, katanya sekitar 600, cuman hasilnya itu sedikit, gara-gara kesulitan air, jadi tetap aja dapatnya sedikit,” pungkasnya. (yat)