Lampu Merah Pertigaan Ciganea Tidak Berfungsi
PURWAKARTA, RAKA – Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) yang berada di pertigaan Ciganea, Desa Mekargalih, Kecamatan Jatiluhur, mati. Kondisi ini dikeluhkan oleh pengguna jalan karena mengakibatkan semrautnya lalu lintas di wilayah itu.
Hasil pantauan Radar Karawang pada Selasa (19/3), ketiga APILL yang berada di lokasi, semuanya dalam kondisi mati, sehingga membuat kendaraan dari tiga arah melaju secara bersamaan. Dengan kondisi seperti ini, terlihat juga ada beberapa kendaraan yang hampir bertabrakan satu sama lain.
Seorang pengguna jalan, Yusuf (33), mengeluhkan kondisi yang terjadi. Pasalnya, setiap kali melintasi pertigaan ini, dirinya harus sangat berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan. “Kondisi seperti ini sangat membahayakan, karena kendaraannya langsung dari semua arah, apalagi banyak mobilnya. Kalau lewat sini pasti harus tengok kiri kanan dulu, takut ketabrak soalnya,” ucapnya kepada Radar Karawang.
Senada disampaikan oleh Hasan (46), seorang tukang ojek yang berada di sekitar lokasi. Ia menyebutkan bahwa kondisi ini sudah lama terjadi dan belum ada perbaikan dari pihak terkait. “Ya, ini sudah lama matinya, saya juga kurang tau tepatnya sejak kapan, tapi dari tahun kemarin kondisinya sudah mati, dan sampai sekarang belum diperbaiki,” ungkapnya.
Hasan menuturkan, meskipun APILL nya mati, sejauh ini ia belum pernah melihat adanya kecelakaan yang terjadi di lokasi tersebut. “Alhamdulillah sih, kalau kecelakaan saya belum pernah nyaksiin, soalnya kadang-kadang kalau sore juga ada petugas yang ngatur lalu lintas. Tapi kalau bisa sih secepetnya di benerin lampu merahnya, biar teratur,” tuturnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Kasi lalu lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Purwakarta, Hendra Hendriawan menjelaskan, awal pembuatan APILL di lokasi tersebut bukan dilakukan oleh pihaknya. Sehingga pemeliharaan dan pembetulannya juga bukan berada dalam tanggung jawabnya. “Ini sebenarnya pada saat awal pembuatan di garap oleh pihak Jasa Marga, jadi untuk yang ini bukan tanggung jawab kami,” ungkapnya.
Namun, lanjut Hendra, terkait hal ini pihaknya tidak tinggal diam, dan telah melakukan upaya-upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. “Mengingat lokasi tersebut merupakan salah satu pusat keramaian juga, jadi untuk ini kami telah melakukan upaya dengan menyampaikan laporan kepada Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) kelas II Provinsi Jawa Barat. Untuk tindak lanjutnya kami menunggu intruksi dari BPTD dan tidak berani melangkasi untuk ini,” pungkasnya.(yat).