HEADLINE

Lupakan Gadget, Ayo Bermain
-Panggal Hingga Main Bola di Gang

KARAWANG, RAKA – Gadget bikin badan tidak gerak. Malas-malasan. Kaum rebahan. Jika seperti ini terus, maka tubuh gampang sakit. Ini berbahaya. Mari bermain apa saja. Panggal, layangan, main bola di gang, atau sekadar bertukar cerita.
Seperti yang dilakoni Hilmi Zaidan (35) beberapa waktu lalu. Dia memperkenalkan permainan tradisional gasing kayu (panggal) kepada anak sulungnya yang masih berusia enam tahun. Selain seru, pengenalan seperti ini juga menjadi upaya untuk mempertahankan permainan tradisional, yang saat ini mulai ditinggalkan dan sulit ditemui. “Ikut melestarikan ya, karena kan sekarang banyak main gadget,” tuturnya.
Warga Desa Purwasari ini mengatakan, permainan tradisional dapat merangsang ketangkasan motorik sang anak. Meski di rumah, namun cukup untuk menggantikan aktivitas anak yang biasanya bermain di luar rumah. Pria yang berprofesi sebagai guru ini juga merasa #dirumahaja menciptakan hubungan yang lebih intens dengan keluarga.
Sementara Rodiah (47), warga Desa Sukasari, Kecamatan Purwasari, mengisi kegiatan bersama anak bungsunya yang masih berusia 10 dengan bermain bersama kucing peliharaan. Anaknya juga dibiasakan untuk mandiri dengan belajar masak dan bersih-bersih di rumah, tentunya dengan cara yang dibuat menyenangkan. “Kita juga suka berkebun, jadi anak bisa lebih mengenal tumbuhan dan peduli lingkungan,” pungkasnya.
Siti Aisyah, siswi kelas V B SDN Wancimekar 1 mengatakan, salah satu cara untuk mengilangkan rasa bosan, wanita yang memiliki wajah manis ini, lebih memilih diam di rumah dan main bersama teman seusianya. “Mendingan main kartu saja sama teman sekampung. Soalnya, kalau belajar terus di rumah jenuh juga,” akunya.
Ia mengaku, selain dapat menghilangkan rasa jenuh. Ternyata main kartu juga membangun kedekatan emosional, sehingga bisa lebih akrab lagi sama teman sekampung. “Soalnya kita bisa sambil bercanda-bercanda, jadi lebih akrab lagi,” akunya.
Fahmi, yang merupakan salah satu teman Aisyah merasa senang dan bahagia, ketika main kartu bersama teman sekampung. “Seru aja bawannya kalau main sama teman sekampung,” akunya.
Karnih (22), warga Dusun Jamantri, Desa Sabajaya mengatakan, setiap sore dirinya kerap membawa anaknya bermain di lingkungan kecamatan. “Sering ngajak anak main ke sini sambil main-main aja, dulu gak ada (tempat bermain) kaya gini,” jelasnya.
Keberadaan tempat bermain di lingkungan kecamatan ini karena tidak adanya tempat bermain untuk anak di wilayah Tirtajaya. Seperti dikatakan Agus Mufti, camat Tirtajaya, mengaku alasan dirinya membuat taman bermain anak karena untuk memfasilitasi anak-anak sekitar maupun pengunjung kantor. “Kedepan malah ada konsep bikin caffe (setiap) malam Minggu, jadi nanti ada layar untuk hiburan aja, daripada anak-anak nongkrong jauh harus ke Rengasdengklok,” katanya.
Taman bermain anak ini hanya dibuka di jam kerja kantor dan setalah itu anak-anak pun bubar dengan sendirinya. Untuk mengantisipasi terjadi hal yang tidak diinginkan oleh anak, para pegawai kecamatan pun turut memantau aktivitas anak. “Sementara ini belum ada (korban), saya juga paling mengingatkan petugas Pol PP untuk mengawasi anak-anak,” pungkasnya. (mra/nce)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Verified by MonsterInsights