KARAWANG, RAKA- Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (Himtel) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) merancang samart farming dengan merubah traktor pembajak sawah tanpa pengemudi. Traktor itu dijalankan menggunakan remote control.
Muhammad Zaki Abdulah, anggota Tim Program Penguatan Kapasitas (PPK Himtel) Unsika mengatakan alat tersebut sudah diuji coba di Dusun Kamal, Desa Tanahbaru, Kecamatan Pakisjaya. Penggunaan teknologi itu menggunakan traktor konvensional dan solar panel charging station.
“Alhamdulillah setelah tiga bulan pembuatan, alat sudah bisa digunakan untuk petani,” ujarnya Selasa (10/9).
Smart farming dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kinerja ketika melakukan pembajakan lahan. Kemudian untuk traktor remote control digunakan selama 4 hingga 5 jam dengan jangkauan seluas 300 sampai 500 meter. Adanya remote control, petani dapat melakukan pengendalian melalui jarak jauh.
“Kami ingin mempermudah petani ketika melakukan pembajakan sawah, dari jarak jauh juga sekarang sudah bisa,” jelasnya.
Tidak hanya itu, mereka pun telah menerapkan solar panel charging station sebagai tempat pengisian ulang baterai ataupun aki. Panel surya yang digunakan merupakan jenis dari monocrystalline 580 WP sebanyak 2 buah yang diletakkan di atap bangunan. Zaki sapaan karibnya menyebut kemampuan panel surya ini dapat menghasilkan listrik sekitar 925 Watt perhari dengan efektifitas panel 3,8 jam.
“Kami merancang ini agar petani dapat mengisi ulang baterai remote control secara mandiri dan ramah lingkungan dengan penggunaan energi matahari,” terangnya.
Zaki mengaku penggunaan smart farming hingga sekarang belum dilakukan secara merata. Masih diperlukan adanya pengujian lebih lanjut dan pemberian edukasi bagi petani tentang tata cara penggunaan. Alat yang berhasil dibuat pun masih ada satu unit dan hanya diterapkan di traktor kopling petani dari Dusun Kamal. Biaya yang telah dihabiskan sebesar 25.250.000 untuk satu alat.
“Kami berencana untuk menguji lebih lanjut secara insentif untuk memastikan kinerja dan keandalan sistem. Sesuai dengan pendanaan yang kami ajukan di awal saat mengikuti program PPK Ormawa, seluruh bahan habis untuk penerapan teknologi yang kami buat menghabiskan dana sebesar 25.250.000,” tutupnya.(nad)