HEADLINE

Mandalla Khair Cetak Penghafal Quran

KARAWANG, RAKA – Memiliki anak yang mampu menghafal Quran tentu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi orangtua. Salah satu lembaga pendidikan pencetak para penghafal Quran adalah Pondok Pesantren Mandalla Khair, Dusun Cikangkung, Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok. Tercatat beberapa santrinya mampu menghafal 30 juz.
Pengasuh Pondok Pesantren Mandalla Khair Iskandar Sulaiman berharap bagi santri yang belum menyelesaikan hafalannya supaya lebih giat dan rajin, dan menjadikan temannya yang sudah menghafal 30 juz itu sebagai motivasi. Iskandar juga meminta santri Mandalla Khair ini agar mempunyai akhlak mulia, karena ajaran akhlak mulia ini ajaran inti dari Alquran. “Makanya di pesantren itu diajarkan bagaimana berakhlak terhadap sesama, lebih muda maupun tua, serta terhadap orang tua dan guru,” ujarnya.
Siti Nurhalijah (19) peserta program tahfiz leadership entrepreneur Pondok Pesantren Mandalla Khair mengatakan program tersebut tidak hanya untuk mengahafal Quran, tapi juga diajarkan bagaimana untuk menjadi pemimpin, dan berwirausaha. Dia mengaku telah merasakan manfaat dari mengikuti program tahfiz leadership entrepreneur itu.
“Dulu saya orangnya pendiam. Alhamdulillah sekarang sudah gak malu-malu lagi,” katanya.
Guru tahfiz leadership entrepreneur, Muazzikin Ripai mengatakan program tahfiz ini diikuti oleh 29 peserta. Diantaranya 9 santri mengikuti kelas percepatan, dan 20 lainnya mengikuti kelas intensif. Program tahfiz angkatan dua ini sudah dimulai sejak September 2021, dan akan melaksanakan wisuda pada 26 Juni tahun ini. “Jadi standarnya enam bulan itu anak-anak bisa selesai menghafal 30 juz. Dan empat bulan setelah itu waktunya pemantapan hafalan,” katanya.
Lebih lanjut Muaz menyebut santri yang mengikuti kelas percepatan itu minimal setor empat halaman quran setiap hari. Sehingga mereka dapat menyelesaikan hafalan setidaknya 4 juz dalam setiap bulan. Bagi Muaz, saat ini banyak metode cepat hafal Quran, bahkan ada yang satu bulan hafal quran. Tapi dari semua itu tidak kalah penting dari menjaga apa yang sudah dihafal. “Kalau untuk metode cepat mengahafal itu banyak, tapi untuk pemantapan hafalan itu cuma dengan menggunakan metode murojaah (mengulang hafalan),” katanya.
Kata Muaz, santri yang mengikuti program tahfiz ini beragam artinya ada yang sudah memiliki hafalan sebelumnya, dan banyak juga yang tidak sama sekali memiliki hafalan. Oleh karena itu Muaz mengakui tidak hanya menerima setoran dari santri saja, namun dia juga kerap memberikan motivasi kepada santri Mandalla Khair. “Saya selalu memberi semangat kepada santri supaya bagaimana terus mengahafal,” imbuhnya. (mra)

Related Articles

Back to top button