KARAWANG, RAKA- Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan bersama dengan PT. Bukit Muria Jaya memberikan pelatihan tentang cara mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos kepada petugas Ruang Terbuka Hijau Keanekaragaman Hayati (RTH KeHati).
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Keanekaragaman Hayati, Dede Pramiadi mengatakan petugas yang mengikuti program tersebut terdiri dari 5 orang petugas RTH KeHati dan 8 mandor taman. Ia menambahkan pelatihan tersebut tercipta berawal dari adanya sampah organik yang banyak terkumpul.
“Latarbelakangnya dari kondisi banyak sampah-sampah organik berupa daun kering yang jatuh atau dari babad rumput. Selama ini itu dibakar, tentu resikonya mencemari udara,” ujarnya Selasa (8/10).
Target utama dari kegiatan tersebut untuk menurunkan emisi gas rumah kaca yang banyak terjadi saat ini. Melalui pembelajaran tersebut pun menjadi langkah pihak dinas untuk menambah pengetahuan bagi petugas.
“Target utamanya menurunkan emisi gas rumah kaca. Selain itu, daun-daun kering yang berjatuhan jadi bermanfaat, terutama untuk pupuk pembibitan. Nah, untuk mengolah sampah organik ini perlu kemampuan, makanya kita modali para petugas dengan suplai pengetahuan agar mereka bisa bergerak,” terangnya.
Sementara itu Petugas RTH KeHati, Adim Sutrisna mengungkapkan adanya program tersebut dapat mengurangi biaya pembelian pupuk. Pelatihan tersebut baru pertama kali ia peroleh. Sebelumnya Adim belum mengetahui cara membuat pupuk organik. Mereka pun akan tetap mendapatkan pendampingan setelah pelatihan berakhir.
“Kita jadi gak usah beli lagi pupuk ke luar. Kemarin itu baru teori, prakteknya minggu depan. Terus lanjutannya, kita dibimbing juga sama mereka,” tutupnya.(nad)