HEADLINE

Ngaku Wartawan, Peras Kades
-Empat Pelaku Pemerasan Diringkus Polisi

PURWAKARTA, RAKA – Alih-alih mengaku wartawan, empat pelaku pemerasan bebas melakukan aksinya. Korbannya pun banyak. Mayoritas para kepala desa.
Saat menjalankan aksinya, para pelaku mengaku sebagai wartawan. Mereka mengancam dan meminta sejumlah uang terhadap korbannya. Belakangan empat pelaku pemerasan tersebut diringkus aprarat Polsek Bojong.
“Pengkapannya kemarin (Senin 10/10) sore. Selain empat tersangka, kepolisian juga berhasil mengamankan barang bukti berupa uang lebih dari Rp8 juta yang diduga hasil pemerasan,” ujar Kapolsek Bojong Kapolsek Bojong Ipda Budiman, Selasa (11/10).
Berdasarkan laporan sementara, para pelaku sudah lama menjalankan aksinya. Diduga mereka merupakan bagian kelompok spsialis pelaku pemerasan yang baru-baru ini menargetkan para kepala desa di Purwakarta. “Kasusnya sudah dilimpakan ke Polres Purwakarta. Proses penyelidikannya dilakukan di sana,” katanya.
Ketua Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Purwakarta Tatang Taryana mengaku cukup lega atas tertangkapnya empat pelaku pemerasan tersebut.
Dikatakannya, hampir setiap desa yang ada di Kabupaten Purwakarta sering datangi oleh mereka untuk menanyakan beberapa program yang dilaksanakan para kepala desa. Jika ada kesalahan dalam pelaksaan program tersebut, oknum yang mengaku sebagai wartawan ini mengancam akan memberitakan dan melaporkan persoalan yang terjadi.
“Dari situlah celah mereka melakukan pemerasan. Uang yang diminta pun tidak sedikit, mencapai belasan hingga puluhan juta. Dan hingga saat ini sudah banyak kepala desa yang jadi korban,” beber Tatang yang ikut mendapingi para kepala desa melaporkan dugaan pemerasan tersebut di Mapolres Purwakarta, Senin malam.
Kapolres Purwakarta AKBP Edwar Zulkarnaen menambahkan, saat ini para terduga pelaku pemerasan kepala desa sudah diamankan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Dikatakannya, para pelaku mengaku sebagai wartawan di salah satu media online. Aksi mereka, juga sudah lama dilakukan dan membuat banyak kepala desa resah. Mereka datang ke setiap desa dengan modus ingin melakukan konfirmasi terhadap dugaan sebuah kasus terkait tugasnya sebagai wartawan.
“Setelah itu ujung-ujungnnya mereka mengancam korbannya akan memberitakan dan melaporkannya. Padahal apa yang dituduhkan sudah dibantah oleh para kepala desa,” bebernya.
Selanjutnya, mereka meminta uang yang jumlahnya tidak sedikit. “Adapun dari empat tersangka ini, ada beberapa barang bukti juga yang turut diamanknan, diataranya uang tunai Rp8,5 juta, dua unit mobil, Id card wartawan dan sejumlah handphone,” imbuhnya. (gan)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button