HEADLINE

Omzet Sopir Angkot Merosot
-Setor Rp50 Ribu, Bawa Pulang Rp30 Ribu

KARAWANG, RAKA – Pengguna angkot kini mulai berkurang, bahkan terus merosot seiring banyak alternatif moda transportasi. Carudin (23) mengaku, penghasilan yang didapatkan sebagai sopir angkot semakin tidak menentu. Dalam sehari uang yang didapatkan dari hasil menarik penumpang hanya Rp100 hingga Rp150 ribu hitungan kotor. Jumlah uang tersebut harus dia setorkan kepada pemilik angkot Rp70 ribu, dan juga untuk membeli bahan bakar serta operasional lain selama di jalan. “Paling gede bawa uang ke rumah Rp50 ribu. Bahkan pernah Rp30 ribu. Dapet uang agak gede itu kalau kebetulan ada yang sewa borongan,” katanya kepada Radar Karawang.
Sopir angkot lainnya, Jeki (37) mengatakan, penghasilan dari keahliannya sebagai sopir angkot semakin merosot. Untuk bisa membawa pulang uang Rp70 ribu saja, dalam sehari dia harus mampu menarik 3 sampai 5 ritasi dari Cikampek–Cilamaya. “Kalau saya setor ke bos Rp50 ribu sehari, itu juga udah berat. Karena pendapatan semakin merosot,” ujar pria yang sudah 15 tahun menjadi sopir angkot ini.
Dikatakan Jeki, semakin berkurangnya jumlah angkot di Karawang lantaran banyak para pengusaha angkot yang gulung tikar. Hal itu karena sulitnya mencari penumpang sehingga sopir juga sulit untuk membayar setoran. “Ada yang dijual, ada memang yang dibesituakan. Di Cilamaya juga ada angkot yang sudah lama tidak beroperasi. Dibiarkan saja di pinggir jalan,” katanya.
Meski saat ini sekolah sudah mulai tatap muka, kata Jeki, tetapi tidak menambah pendapatan dari hasil tarikan angkotnya. “Jujur aja gak ada perubahan. Karena ketika ada anak sekolah, penumpang biasa justru sepi,” ucapnya. Disinggung soal perizinan kir dan pajak kendaraan, Jeki mengaku bahwa itu menjadi urusan pemilik angkot. Dia sebagai sopir hanya mengendarai kemudian memberikan setoran kepada pemilik. Namun dia juga menjelaskan, minimnya angkot yang mengurus pajak kendaraan atau KIR, karena dampak dari sepinya tarikan dan minimnya setoran yang masuk. “Ya sekarang sehari cuma Rp50 ribu, 10 hari cuma Rp500 ribu. Sekalinya servis atau ganti onderdil berapa. Gak kebagian,” ujarnya.
Menurutnya, semakin sepinya penumpang untuk menggunakan jasa angkot memang tidak dipungkiri karena saat ini zaman semakin canggih. Munculnya angkutan online diakui menjadi pesaing sehingga pengguna angkot menjadi berkurang. “Kita juga kalah sama kereta atau istilahnya odong-odong yang semakin banyak. Yang mau kondangan biasanya sewa angkot, sekarang kan larinya ke odong-odong,” ungkapnya. (nce)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button