HEADLINE

Penderita TB Sulit Terdeteksi, Screening Harus Terus Dilakukan

KARAWANG, RAKA- Sebagian orang tidak menyadari statusnya saat terkena penyakit tuberkulosis (TB) atau TBC. Gejala yang belum terasa hingga pasien takut berobat membuat kasus TBC sulit ditemukan.
Masyarakat mesti mewaspadai penyebaran penyakit (TB) atau yang biasa disebut TBC. Agar masyarakat mengerti tentang TB, komunitas yang fokus menangani TBC STPI-Penabulu Kabupaten Karawang beberapa waktu lalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat disejumlah kecamatani. Kegiatan ini untuk mengedukasi masyarakat agar lebih peka lagi terhadap penyakit TBC. “IU Kabupaten Karawang melakukan sosialisasi guna untuk penjaringan penyakit TBC,” kata Finance IU Kabupaten Karawang Nenden Fatmawati.
Sosialisasi ini, lanjutnya, dilakukan juga di beberapa wilayah yang dilihat dari kasus atau kantung terbanyak di wilayah Karawang. “IU Kabupaten Karawang STPI-Penabulu mengajak semua masyarakat untuk tetap waspada terhadap penyakit ini karena penyakit TBC sangat cepat menular dan kasus d Karawang sangat banyak,” paparnya.
Sementara itu, d?Dalam keterangan resmi Kemenkes, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin berharap akhir tahun 2024, target 90 persen penemuan dan 90 persen pengobatan TBC tercapai. Kondisi saat ini, pada tahun 2022, untuk kasus TBC baru 286 ribu dari 824 ribu kasus yang terdeteksi, sisanya 537 ribu kasus belum terdeteksi. Dalam mengejar target eliminasi TB, pemerintah dibantu oleh Global Fund sebagai mitra pembangunan kesehatan di Indonesia. Sejak 2003 hingga saat ini sebesar USD 1,45 Miliar (Rp 20,89 Triliun) diberikan kepada Kementerian Kesehatan dan komunitas khususnya untuk program penanggulangan HIV/AIDS, TBC, dan malaria.
Saat ini investasi The Global Fund untuk Indonesia merupakan yang terbesar ke-2 di Asia setelah India. Besarnya dana sesuai dengan beban penyakit dan tingkat ekonomi. Saat ini Indonesia berada pada posisi Middle-Level-Income Country dengan beban penyakit yang masih tinggi. Dalam TBC, GF membantu pengadaan obat anti TBC lini pertama dan kedua, obat terapi pencegahan, alat diagnosis mikroskopis dan TCM, sampai akselerasi penemuan kasus TBC dengan skrining di fasyankes pemerintah dan swasta di 80 Kabupaten/kota pada 19 Provinsi dengan beban kasus TBC tinggi dan jumlah fasyankes swasta yang banyak.
Dukungan terkini adalah membantu Kemenkes dalam membangun kapasitas genome sequencing untuk identifikasi virus dan bakteri yang lebih akurat. Dengan Genome Sequencing maka akan didapatkan cetak biru genetik (genetic blueprint) dari genom, identifikasi mutasi baru, pelacakan asal, serta pencegahan penularan virus dan bakteri. Kapasitas genome sequencing di tanah air jumlahnya direncanakan akan tersedia 57 mesin di akhir 2022, termasuk yg didukung Global Fund dan tersebar di berbagai provinsi. ’’Ke depan, peralatan sekuensing akan digunakan untuk pengembangan layanan di rumah sakit, pengebangan deteksi HIV, deteksi kasus hepatitis acute with unknown etiology dan pada kasus acute kidney failure, dan komorbid lainnya,” urai Menkes. (asy/jpg)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Verified by MonsterInsights