HEADLINE

PSK Online Roadshow ke Karawang

KARAWANG, RAKA – Kabupaten Karawang ternyata tidak hanya menjadi gula bagi para pencari kerja, tapi juga menjadi tempat para PSK online menebar jaring. Bahkan, Kota Pangkal Perjuangan terpilih menjadi daerah roadshow Prostitusi Touring (sebutan pagi PSK yang berjualan sambil keliling kota).
Dilihat dari akun twitter @gorigxxx Karawang menjadi kota kedua setelah Jakarta yang akan disinggahinya. Iklan untuk menggoda pria hidung belang pun ditebar di akun twitter nya. “Avail BO dan massage. Jakarta 16-18 November, Karawang 18-19 November,” tulisnya.
Hal serupa juga pernah dilakukan akun twitter @QueenBJShelly berjudul “Jadwal Jalan-jalan Shelly”, Karawang menjadi satu dari 5 daerah yang akan disinggahi oleh PSK Touring. Jadwal pertama di Tangerang tanggal 17 September, Karawang 24 September, Serang 27 September, Surabaya 8 Oktober, dan Malang 11 Oktober. Dalam cuitannya, Shlley menulis syarat bagi pelanggan yang ingin menikmati layanan esek-esek. “Minat isi slot langsung WA lock slot dengan DP. Tidak terima COD ya say. Buat akomodasi cus ke kotamu.” cuitnya.
Selain wajib DP Rp500 ribu, di ciutannya juga dipampang jelas tarif per jam hingga layanan apa saja yang bisa diterima pelanggan. Menanggapi hal itu, pemerhati sosial Salah seorang pekerja PSK di Kecamatan Kotabaru yang enggan disebutkan namanya menuturkan, sulitnya mencari pekerjaan, membuat ia memilih jalan pintas meski dianggap tidak pantas. “Siapa yang mau jadi wanita panggilan, kalau bukan karena faktor ekonomi,” ujarnya.
Perempuan berusia 21 tahun ini, sebetulnya tidak mau mengorbankan harga diri, ditiduri oleh lelaki hidung belang. “Apa boleh buat, karena dilahirkan dari keluarga tidak mampu. Apalagi punya adik yang masih sekolah, tentu pilihan aku ini ingin membantu beban orang tua,” ungkapnya.
Perempuan anak pertama dari tiga bersaudara ini mengaku, untuk mencari konsumen menggunakan aplikasi MiChat dan jaringan teman. “Jika sesuai dengan tarif yang ditawarkan, pasti saya layani. Biasanya, sekali melayani Rp300 ribu sampai Rp700 ribu, itu belum termasuk sewa kamar,” akunya.
Masih dikatakannya, profesi itu tentu akan ditinggalkan, jika sudah mempunyai pekerjaan lain. “Jika sudah kerja di pabrik, tentu profesi ini akan aku tinggalkan. Soalnya, aku juga ingin jadi orang benar, mencari uang dengan cara halal,” tuturnya.
Faizal Rahman mengaku sangat miris dengan prostitusi online. Apalagi Karawang menjadi salah satu tempat roadshow bagi para penjaja seks. “Polisi harus cepat tanggap nih. Jangan sampai dibiarkan,” ungkapnya.
Sarjana sosial Universitas Diponegoro yang kini tinggal di Cikampek, itu mengaku keberadaan PSK online tidak lepas dari berkembangnya teknologi tanpa dibentengi dengan keimanan. “Mereka memasarkan diri lewat twitter berarti kan ada pelanggannya,” tandasnya. (psn)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button
Verified by MonsterInsights