Puluhan Orang Keracunan Gas Pindo Deli
-Mual, Pusing, Sesak Napas
KARAWANG, RAKA – Kehebohan terjadi di Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, setelah gas klorin PT Pindo Deli Pulp And Paper Mills 2 bocor lagi, Rabu (14/9).
Akibatnya puluhan orang yang berada dekat dengan pabrik tersebut, harus mengosongkan rumah dan mengungsi ke kantor Desa Kutamekar untuk menghindari gas. Sementara puluhan warga lainnya yang menjadi korban keracunan, terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Rosela untuk diberikan penanganan medis.
Pantauan Radar Karawang di RS Rosela, korban akibat keracunan gas terus berdatangan dan bertambah banyak. Hingga pukul 12.30 WIB jumlah korban yang dilarikan ke RS Rosela tercatat sebanyak 36 orang dengan gejala yang sama.
Sapti (58) warga Kampung Cigempol, Desa Kutamekar, misalnya. Dia terbaring lemas dan dipasangi selang oksigen di ruang IGD RS Rosela. Ia bersama suami dan beberapa anggota keluarganya merupakan korban dari gas klorin yang bersumber dari Pindo Deli. Rasa mual, pusing dan sesak napas akibat menghirup gas tersebut, dirasakan oleh Sapti dan keluarga serta warga lainnya sejak pukul 07.00 WIB.
“Kalau bocornya katanya dari subuh jam 4. Mulai kerasanya jam 7 pas kita pada keluar rumah,” katanya kepada Radar Karawang di RS Rosela, Rabu (14/9).
Korban lainnya, Julviana (22) mengatakan, gas beracun itu seperti asap putih, baunya seperti kaporit dan sangat menyengat saat terhirup oleh hidung. Selain rasa mual, asap tersebut juga menyebabkan sesak pada pernafasan dan membuat matanya perih.
“Saya agak mendingan setelah dikasih oksigen dan disuntik mual,” katanya.
Dikatakan Julviana, sebelum banyak warga yang keracunan akibat gas tersebut, kebocoran gas yang bersumber dari PT Pindo Deli 2 ini juga sempat terjadi pada hari Senin (12/9), namun tidak ada korban keracunan. Sementara saat ini satu blok warga di kampungnya terpaksa mengosongkan rumah dan mengungsi ke kantor desa.
“Sebenarnya pas hari Senin juga ada kebocoran, terus tadi subuh keluar lagi gas itu dan membuat warga keracunan. Yang parah dibawa ke sini (RS Rosela) sedangkan yang tidak terlalu parah di klinik desa,” ucapnya.
Suhendar (25) yang rumahnya hanya berjarak 500 meter dengan Pindo Deli, tidak terkena racun dari gas klorin karena dia sedang tidak berada di rumah pada pagi hari. Namun ibu dan istrinya menjadi korban karena sedang berada di rumah.
“Gak tau bocor atau karena overload gasnya,” kata dia.
Suhendar mengatakan, kejadian keracunan akibat gas yang bersumber dari PT. Pindo Deli bukan kali pertama dialami oleh keluarganya. Ia sangat menyayangkan kondisi tersebut dan bingung harus mengadu ke siapa lagi.
“Paling juga ada kompensasi Rp50 ribu setelah keracunan, tapi kan bahaya ke kesehatan. Saya kerja juga jadi terganggu kalau keluarga pada kena. Intinya merugikan, saya mending tidak dapat kompensasi tapi gak jadi korban,” ungkapnya.
Dokter yang memeriksa korban, Jefryanto mengatakan, seluruh pasien gejalanya sama. “Mual, muntah, sesak nafas dan mata perih. Sampai sekarang sudah 36 orang, biasanya ya kalau masal dan sama kayak gitu indikasinya keracunan,” ujarnya.
Jefryanto mengatakan, meski gejala yang dirasakan hanya mual, muntah, sesak nafas atau mata perih. Namun kondisi tersebut akan berbahaya bahkan menyebabkan kematian jika terlambat ditangani.
“Ya kalau dibiarkan bahaya bisa menyebabkan kematian. Tapi kan langsung ditangani dan pemulihannya juga tidak lama, setelah diberi oksigen dan dikasih obat juga membaik. Bahkan ada juga yang sudah langsung pulang lagi,” jelasnya.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Karawang Acep Suyatna mengatakan, pemerintah daerah melalui dinas terkait harus segera mengambil tindakan tegas atas terjadinya keracunan masal yang diduga dari PT Pindo Deli 2. Ia juga mendoro Pemda Karawang memberikan sanksi kepada perusahaan tersebut apabila terbukti melakukan kelalaian yang merugikan dan membahayakan masyarakat.
“Nanti Komisi III akan panggil PT Pindo Delli untuk meminta kejelasan mengenai keracunan ini. Karena ini bukan baru sekali terjadi,” ujarnya.
Acep juga meminta kepada pihak kepolisian agar mengamankan lokasi yang diduga menjadi sumber gas beracun itu.
“Di police line dulu saja biar aman,” tambahnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang Wawan Setiawan mengatakan, belum mendapat informasi mengenai kejadian tersebut. Namun setelah selesai rapat paripurna pihaknya akan melakukan pengecekan.
Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono mengatakan, kapolsek setempat dan kasat reskrim sudah ke lokasi kejadian. “Kita sudah mengambil langkah-langkah.
Untuk teknis silahkan ke Kasat,” tulisnya melalui pesan WA. (nce)