HEADLINE

Sekolah Dibuka Lagi, Pembelajaran Tatap Muka Digelar Terbatas

KARAWANG, RAKA – Meski vaksinasi siswa Sekolah Dasar (SD) belum mencapai 90 persen. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang sudah mengizinkan pengelola sekolah untuk menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas.
Kepala Disdikpora Kabupaten Karawang Asep Junaedi menyebut, pemerintah daerah sudah kembali memberlakukan pembelajaran tatap muka secara terbatas atau 50 persen dari jumlah siswa setiap kelasnya. Hal itu berdasarkan Surat Edaran Nomor 420/1183 Disdikpora tentang PTM Terbatas. “Sementara PTM ini diberlakukan mulai tanggal 14 sampai 26 Maret,” katanya saat ditanya Radar Karawang, Senin (14/3).
Lebih lanjut Asep meminta semua sekolah harus memerhatikan protokol kesehatan saat pelaksanaan PTM berlangsung. Sehingga pembelajaran di sekolah ini tidak menjadi klaster baru Covid-19. “Protokol kesehatannya harus betul-betul dijaga supaya tidak ada klaster baru Covid-19 di dunia pendidikan,” ujarnya.
Asep juga memastikan rata-rata sekolah di Karawang sudah menyiapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti tempat cuci tangan maupun alat pengukur suhu atau thermogun. “Nanti ada pengawas yang akan melaporkan ke dinas pendidikan terkait pelaksanaan PTM terbatas ini,” jelasnya.
Sementara itu, Asep menyebut capaian vaksinasi dosis dua untuk siswa ini baru mencapai di bawah 90 persen. Oleh karena itu, melalui PTM terbatas ini bisa menambah capaian vaksinasi dosis dua. “Yang belum divaksin dosis dua juga boleh ikut PTM, tapi nanti diupayakan harus divaksin,” katanya.
Koordinator Wilayah Kecamatan Pendidikan (Korwilcambidik) Rengasdengklok Rusta Anzela mengatakan, saat ini belum menerapkan PTM untuk siswa kelas I sampai kelas V, karena siswa kelas VI tengah sibuk persiapan pemantapan ujian atau PPU. “Saat ini paling baru kelas enam yang datang ke sekolah untuk persiapan pemantapan ujian,” pungkasnya.
Kabar gembira PTM terbatas disambut antusias para orangtua siswa. Panie (32) warga Desa Pangulah Utara, Kecamatan Kotabaru, misalnya. Dia mengaku lega akhirnya Pemkab Karawang kembali membolehkan anak-anak kembali ke sekolah. Menurutnya, selama pembelajaran berlangsung jarak jauh, anaknya sulit mengerti materi pelajaran yang diberikan oleh guru. “Kalau mengandalkan pembelajaran lewat online tidak efektif. Anak-anak juga tidak konsentrasi,” ujarnya.
Hal serupa juga dirasakan oleh Fadil (29) warga Pucung. Menurutnya, anak-anak lebih bersemangat belajar jika kegiatan belajar dilakukan di sekolah. “Mereka biasanya lebih semangat belajar bersama teman-temannya di sekolah,” katanya. (mra/psn)

Related Articles

Back to top button