Ular Sanca Teror Warga Mekargalih,Berkeliaran di Pemukiman
PURWAKARTA,RAKA – Kemunculan ular dengan panjang tiga meter jenis sanca batik di selokan warga di Kampung kampung Cilampahan Sulukuning, Desa Mekargalih, Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, sempat membuat ketakutan karena khawatir melukai warga.
Mendapat laporan tersebut, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Purwakarta langsung turun ke lapangan untuk mengevakuasi ular tersebut agar tak membahayakan warga, pada Kamis, (24/3). Menurut salah satu petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Purwakarta, Apipudin mengatakan, salah seorang Warga yang melaporkan temuan ular cukup besar dengan panjang tiga meter ini langsung direspon cepat, karena khawatir ular yang berkeliaran di selokan warga ini bisa membahayakan. “Setelah menerima laporan, kami langsung mendatangi lokasi untuk melakukan evakuasi ular tersebut. Evakuasi berlangsung selama 20 menit. Ular ini diperkirakan berasal dari Sungai Cilampahan,” ucap Apip, Kamis, (24/3).
Ia mengaku evakuasi cukup menyulitkan karena ular sanca itu masuk ke dalam saluran air yang di cor di kampung tersebut. “Kita bongkar saluran air itu lalu kita tarik ular itu. Diameter ular cukup besar dan diperkirakan memiliki panjang 3 meter,” jelasnya.
Saat ini, kata Apip, untuk sementara ular tersebut diamankan di kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Purwakarta agar tak membahayakan warga. “Sudah diamankan, agar tak membahayakan warga dan rencananya akan kira serahkan ke pecinta reptil,” ujar Apip.
Selain itu, ia mengimbau kepada warga jika menemukan ular masuk ke permukiman segera melaporkan ke pihaknya agar segera dievakuasi. Apip menambahkan, tugas para anggota Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Purwakarta tak sekadar memadamkan kebakaran yang sering melanda Kabupaten Purwakarta. “Bila tak sedang ada kebakaran, mereka juga membantu warga untuk lakukan evakuasi dan penyelamatan. Diantaranya mulai dari warga yang ingin melepaskan cincin kesempitan, evakuasi satwa liar, hingga sarang tawon yang belakangan keberadaannya mengkhawatirkan,” beber Apipudin. (gan)