Inovasi Pendidikan: Dosen Unsika Perkenalkan Practical Life Book Untuk Tingkatkan Kemandirian Anak Usia Dini
KARAWANG, RAKA – Dosen Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) gelar sosialisasi practical life book untuk penguatan profil pelajar Pancasila dimensi kemandirian pada Anak Usia Dini (AUD) di Kabupaten Karawang. Dalam acara tersebut hadiri oleh 100 peserta yang berasal mahasiswa PIAUD Unsika dan dari guru IGTK, TKQ, dan Badko.
Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia enam tahun, sedangkan menurut NAEYC Pendidikan Anak Usia Dini ditujukan kepada anak dari lahir hingga usia delapan tahun. Dalam hal ini tujuan dari materi yang diberikan adalah untuk memberikan dampak yang positif dan signifikan dalam menciptakan pendidikan yang berfokus pada kepentingan dan perkembangan anak khususnya pada dimensi kemandirian.
Pemateri acara sosialisasi practical life Lathipah Hasanah mengatakan, bahwa anak usia dini memiliki berbagai aspek perkembangan salah satu aspek penting yang harus distimulasi pada anak usia dini yaitu aspek sosial emosional. “Salah satu bagian dari perkembangan sosial emosional yang penting untuk distimulasi pada anak usia dini adalah kemandirian,” katanya, Rabu (4/9).
Lathipah menambahkan, bahwa kemandirian penting untuk distimulasi sejak dini. “Kemandirian sangat penting ditanamkan pada anak sejak usia dini agar dapat mengurus diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain,” tambahnya.
Lathipah menjelaskan, bahwa kemandirian merupakan kemampuan untuk berusaha dan berupaya dengan diri sendiri atau pun kemampuan untuk memikirkan, merasakan dan melakukan sesuatu sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. “Menurut Brewer (2007) terdapat indikator kemandirian, diantaranya: kemampuan fisik, percaya diri, bertanggung jawab, disiplin, pandai bergaul, dapat mengelola emosi dan mau berbagi. Sejalan dengan hal tersebut, saat ini melalui kurikulum merdeka terdapat penguatan Profil pelajar Pancasila pada anak usia dini mencakup pengenalan nilai-nilai dasar pancasila sejak dini, dimana salah satu dimensinya adalah dimensi kemandirian,” tuturnya.
Menurutnya, pengabdian kepada masyarakat dengan membuat program keterlibatan anak dalam aktivitas sehari-hari ialah untuk penelitian dan mengetahui peningkatan kemampuan kemandirian pada anak usia dini melalui practical life book. “Practical life merupakan kegiatan sehari-hari yang dapat dilakukan oleh anak untuk melatih keterampilan dalam memenuhi kebutuhannya dan dapat menolong dirinya sendiri,” paparnya.
Menurut Montessori, mereka senang mengelap meja, menyapu lantai, atau menyiram tanaman di rumah. Tugas-tugas ini terbukti sangat penting bagi perkembangan anak, melalui hal tersebut anak dapat melakukan kegiatan nyata dalam situasi yang akan dihadapi terkait kemandirian. Implementasi practical life book di lembaga PAUD dapat meningkatkan kualitas dalam pembelajaran, meningkatkan keterlibatan anak-anak, dan mempersiapkan mereka untuk era digital yang semakin maju. “Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, beberapa metode digunakan. Pertama, ceramah digunakan saat menyampaikan materi-materi kepada peserta. Kedua, ada sesi tanya jawab yang bertujuan untuk berbagi informasi antara peserta dan pemateri. Selanjutnya, interaksi langsung untuk mengaktifkan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh. Terakhir, evaluasi digunakan untuk mengukur sejauh mana peserta telah memahami dan mampu menguasai materi yang telah disampaikan,”tandasnya.
Salah satu mahasiswa PIAUD Unsika Cucu Noviati mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini. Banyak ilmu yang didapatkannya selama kegiatan ini. “Rasanya happy banget, jadi bagian dari peserta penyusunan modul ajar. Kurikulum merdeka saat ini memang harus segera diaplikasikan di setiap sekolah-sekolah, jadi output dari kegiatan ini saya bisa dan insya Allah paham bagaimana cara menyusun modul ajar, selain itu juga bonusnya di acara ini gak bikin bosen, tapi seru banget. Kalian wajib ikutan si kalo seandainya next event ada pemateri bu Latifah lagi! Pokoknya acaranya berbobot banget tapi gak ngebosenin,” tuturnya.
Dia pun berharap, semoga mahasiswa dan mahasiswi PAUD Unsika selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat luar untuk mengimplementasikan apa yang sudah dipelajarinya. “Dan semoga kedepannya bisa menyelenggarakan event-event pembuatan APE, atau penyusunan kurikulum, dan hal yang berkaitan dengan PAUD lainnya juga,”tutupnya. (zal)